“Pembaca mulai dari anak-anak dan remaja, sebelum dibuka perpustakaan di pagi hari mereka sudah datang. Anak-anak itu telah menunggu di luar, lama kelamaan yang datang semakin banyak, sehingga makin padat di dalam ruangan ,” ujar La Mego R, saat ditemui di kantornya, Rabu (9/2).
Ia mengatakan daya tampung perpustakan ini kurang lebih 150 orang saja.Tidak dipungkiri gedung adalah hal terpenting dan mencerminkan identitas suatu perpustakaan. Apalagi saat ini minat baca masyarakat Wakatobi sangat tinggi untuk menimbah ilmu dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
Soal koleksi buku-buku di perpustakaan, menurutnya, sudah bisa dikatakan cukup memadai. la Mego mengungkapkan, sebelumnya pihak perpustakaan pernah menerima sumbangan buku anak-anak sebanyak 500 exemplar dari Jakarta Internatinaol School.
“Bukan hanya itu sumbangan buku-buku juga dilakukan oleh Pertukaran Pemuda Indonesia yakni pemuda asal Australia dan asal Batam, sebanyak 35 exemplar,” katanya. (Tomi)
Editor: Ardi
Sumber baubaupos.com
Ia mengatakan daya tampung perpustakan ini kurang lebih 150 orang saja.Tidak dipungkiri gedung adalah hal terpenting dan mencerminkan identitas suatu perpustakaan. Apalagi saat ini minat baca masyarakat Wakatobi sangat tinggi untuk menimbah ilmu dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
Soal koleksi buku-buku di perpustakaan, menurutnya, sudah bisa dikatakan cukup memadai. la Mego mengungkapkan, sebelumnya pihak perpustakaan pernah menerima sumbangan buku anak-anak sebanyak 500 exemplar dari Jakarta Internatinaol School.
“Bukan hanya itu sumbangan buku-buku juga dilakukan oleh Pertukaran Pemuda Indonesia yakni pemuda asal Australia dan asal Batam, sebanyak 35 exemplar,” katanya. (Tomi)
Editor: Ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar