Rabu, 09 Februari 2011

PAHAM SURGAISME AKAAN DIBUMIKAN DIWAKATOBI

Kendari, 7/1 (ANTARA) - Paham 'surgaisme' yang diperkenalkan Hugua, Bupati Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tengggara (Sultra), melalui buku "Surgaisme Landasan Tata Dunia Baru' akan segera dibumikan di Wakatobi.

"Ajaran penting yang dapat dipetik dalam buku surgaisme, adalah ajakan kepada semua umat untuk tidak melanggar hukum-hukum super yang diturunkan Allah di muka bumi," kata La Ode Kasman, Pengelola Surgaisme Center Kendari di Kendari, Jum'at.

Oleh karena paham mendorong orang untuk menebar kebijakan di muka bumi, maka pengelola Surgaisme Center akan berupaya membumikan paham tersebut di dalam tatanan masyarakat Wakatobi, bahkan masyarakat dunia.

"Karena pencetus paham itu putra Wakatobi sendiri, maka kami akan memulai kampanye menganut paham 'surgaisme' kita akan mulai di Wakatobi," kata Kasman yang didampingi pengelola Surgaisme Center lainnya, Muhammad Daulat.

Hugua sendiri sebagai penulis buku setebal 142 halaman itu, mengatakan, paham  'Surgaisme' sebagai cara pandang baru tentang alam semesta.

Paham tersebut, untuk melengkapi ideologi yang telah ada sebelumnya seperti kapitalisme dan sosialisme.

Menurut Hugua, Surgaisme adalah sebuah paham yang menggabungkan antara variabel kecerdasan material dan kecerdasan spiritual dalam rangka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan.

"Nilai spiritual-lah yang menjadi penentu nilai material, di mana kita memberikan yang terbaik kepada lingkungan," katanya.

Dalam ideologi Surgaisme jelas Hugua, Spritual Quotient (SQ) dibangun oleh tiga indikator dasar, yakni syukur (thanks to God), terima kasih pada sesama (thanks to people), terima kasih pada alam (thanks to nature) yang ketiganya saling berhubungan dan mengikat.

"Ajaran Surgaisme, menganjurkan kepada  setiap manusia untuk menata diri lebih dahulu sebelum menata sumber daya alam sehingga bumi dan isinya dapat dikelola demi untuk kebahagiaan umat manusia secara berkelanjutan," katanya.

Dalam pandangan Hugua, berbagai bencana alam yang terjadi di muka bumi saat ini, sebagai dampak dari konsep kapitalisme yang mengeruk sumber daya alam sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan besar, tanpa mengembalikan yang sesuai kepada alam.

"Sejatinya, setiap mengambil sesuai di alam, kita harus mengembalikan sesuatu pula. Sebab, hukum alam seperti itu, petani tidak mungkin mendapatkan padi, kalau tidak memberikan padi kepada alam," katanya.

Intinya, ujar Hugua, Surgaisme mengajar umat untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berimbang. Kalau mengambil satu pohon di hutan, maka harus menanam satu pohon pula, bila perlu lebih sehingga keseimbangan alam tetap terjaga.

YANG BERHAK MENILAI WAKATOBI SEBAGAI SURGA ATAU APAPUN ADALAH MASYARAKAT WAKATOBI, BUKN PEMIMPIN WAKATOBI....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar