Rabu, 09 Februari 2011

Kendari, 5/1 (ANTARA) - Pakar ekonomi Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Dr Amsir, SE MS, menyatakan, kaya dan miskin bukan ilusi tapi fakta dan realita yang ada di tengah masyarakat.

Guru besar Fakultas Ekonomi Unhalu tersebut mengemukakan pendapatnya itu menanggapi materi buku berjudul 'Kaya Miskin adalah Pilihan' karya Hugua, Bupati Wakatobi yang diluncurkan di Lantai IV Rektorat Unhalu Kendari, Rabu.

"Kenyataan di tengah masyarakat, memang ada penduduk miskin dan ada yang kaya. Itu fakta dan realita yang tidak bisa terbantahkan," katanya.

Bahwa kekayaan yang melimpah belum tentu membawa orang bahagia kata dia, memang betul. Demikian pula kemiskinan, belum tidak membuat orang yang mengalaminya tidak bahagia.

Jadi ujar Amsir, yang abrak sesungguhnya kebahagian itu sendiri dan orang bahagian tidak pakai syarat apa pun.

"Orang kaya atau miskin kalau mau bahagia, bahagia saja, tanpa harus diembel-embeli oleh suatu syarat seperti kepemilikan harta yang banyak atau tidak sama sekali," katanya.

Meski demikian, Amsir mengatakan materi buku Kaya dan Miskin adalah Pilihan, tidak perlu diperdebatkan, karena secara keseluruhan materi buku tersebut mengandung nilai motovasi atau dorongan untuk bangkit dari keterpurukan yang sangat tinggi.

"Setelah membaca buku ini secara keseluruhan, saya menemukan spirit untuk menjadi kaya sangat kuat dan buku ini perlu menjadi bacaan banyak orang," katanya.

Penulis buku tersebut, Hugua, berpendapat bahwa kaya dan miskin sebetulnya hanya perbedaan cara pandang terhadap kepemilikan materi.

Istilah miskin dan kaya, kata dia, hanya dibuat kaum kapitalis untuk merendahkan derajat, harkat dan martabat sesamanya dengan menjadikan kepemilikan materi sebagai tolok ukurnya.

Menurut Hugua, Tuhan tidak pernah menciptakan manusia kaya dan manusia miskin. Untuk menjadi kaya atau miskin, manusia sendiri yang memilih jalannya.

"Tuhan hanya menciptakan alam yang berkelimpahan materi dengan segala kemuhannya. Segala yang dibutuhkan manusia, sudah tersedia di alam, tergantung dari manusia itu sendiri bagaimana memanfaatkan potensi alam yang berkelimpahan dengan segala kemurahannya itu," katanya.

"Oleh karena kemurahan alam yang demikian itu, maka saya berpendapat bahwa miskin atau kaya itu, sesungguhnya adalah pilihan dan Tuhan menjamin itu dalam firmannya di Al-Qur'an yang artinya Tuhan tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, selain kaum itu sendiri yang mau mengubahnya," katanya

Tapi menurut saya berbeda,kemiskinan yang dialami oleh rakyat indonesia bukan Pilihan,tapi  lebih kepada pemiskinan,karna nasib seseorang tergantung pada usaha,mari kita tinjau dari usaha yang dilakukan oleh masyarakat sampai harus merntau ke negeri sebrang untuk mencari sesuap nasi,ketika seseorang harus berhenti sekolaah karna benturan biaya apakah lagi-lagi ini harus kita sebutt sebgai pilihan,jadi disini saya tekankan bahwa kemiskinan yang dialami rakyat indonesia bukanlah PILIHAN,TAPI SEBUAH SISTEM YANG MEMISKINKAN MEREKA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar