WAKATOBI, baubaupos.com - Kasus hilangnya kapal Citra Harapan GT 104 milik H Alida yang memuat barang RB (rombengan) sebanyak 1.200 bal dari luar negeri yang diduga menewaskan 10 orang awak kapal pada Selasa (12/7) tahun lalu kembali menjadi perbincangan pihak keluarga korban.
Inti pembicaraan tersebut karena belum adanya santunan berupa jaminan sosial terhadap keluarga yang ditinggalkan. Keluarga korban meminta kepada pemerintah untuk menjembatani masalah tersebut agar mendapat Bantuan.
"Kami sangat tidak memahami sama sekali seperti apa aturan ketenagakerjaan, tapi kami sangat berharap ada santunan buat keluarga yang ditinggalkan," ujarnya.
Salah seorang wanita yang suaminya menjadi salah satu korban dari 10 awak kapal yang hilang itu, mengaku hidupnya cukup terbebani karena tidak ada yang menafkahi. Sementara dia mesti membiayai anak-anaknya sekolah.
"Kami juga butuh makan dan banyak kepentingan sehari-hari lainnya. Sementara yang punya kapal, dia masih bisa beli kapal lebih banyak lagi. Dan dia bisa berleha-leha karena dia orang kaya di daerah ini,” keluhistri awak kapal yang engan namanya disebutkan.
Meski musibah tersebut sudah lama cukup lama dan kapalnya belum juga ditemukan tetapi rasa trauma pihak keluarganya terus membayang-bayangi pemikiran mereka. "Kami sampai sekarang masih tetap berupaya mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi," tambahnya
Dari beberapa pihak keluarga korban masih mencari keberadaan keluarganya yang menjadi korban dengan banyak cara, termasuk mendatangi paranormalpun dilakukan demi mendapatkan informasi keluarganya yang menjadi korban. Pencarian terus dilakukan menginggat istri keluarga korban pernah mendapat telpon dari nomor HP milik suaminya.
Dia mendapat telepon dari suaminya sekitar 3 bulan pasca hilangnya kapal. Hal itu sangat aneh, waktu telepon tersebut diangkat tidak ada suara dari penelponnya. Menurut paranormal, lanjutnya, di antara 10 awak kapal yang hilang masih ada yang hidup. "Kata paranormal itu kapalnya hilang di perairan Tomia.
Keterangan paranormal yang dimaksud hampir sama dengan keterangan pemilik kapal H Alida. Tiga hari sebelum kejadian KM Citra Harapan GT 104, dengan Kapten Arham dan ABK yang berjumlah 10 hilang kontak diperairan laut antara Binongko dan Tomia.
H. Alida waktu mengatakan saat dilakukan kontak, sedang tidak ada gangguan cuaca. Pada waktu itu perjalanan kapal normal, namun ke esokan harinya pihaknya hilang kontak dengan kapal. Kapal itu mampu mencapai kecepatan 7 mil perjam. Seharusnya pada saat subuh kapal sudah sandar di Wangi-Wangi. Namun kenyataannya malah tidak kunjung tiba sampai saat ini.(tom)
"Kami sangat tidak memahami sama sekali seperti apa aturan ketenagakerjaan, tapi kami sangat berharap ada santunan buat keluarga yang ditinggalkan," ujarnya.
Salah seorang wanita yang suaminya menjadi salah satu korban dari 10 awak kapal yang hilang itu, mengaku hidupnya cukup terbebani karena tidak ada yang menafkahi. Sementara dia mesti membiayai anak-anaknya sekolah.
"Kami juga butuh makan dan banyak kepentingan sehari-hari lainnya. Sementara yang punya kapal, dia masih bisa beli kapal lebih banyak lagi. Dan dia bisa berleha-leha karena dia orang kaya di daerah ini,” keluhistri awak kapal yang engan namanya disebutkan.
Meski musibah tersebut sudah lama cukup lama dan kapalnya belum juga ditemukan tetapi rasa trauma pihak keluarganya terus membayang-bayangi pemikiran mereka. "Kami sampai sekarang masih tetap berupaya mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi," tambahnya
Dari beberapa pihak keluarga korban masih mencari keberadaan keluarganya yang menjadi korban dengan banyak cara, termasuk mendatangi paranormalpun dilakukan demi mendapatkan informasi keluarganya yang menjadi korban. Pencarian terus dilakukan menginggat istri keluarga korban pernah mendapat telpon dari nomor HP milik suaminya.
Dia mendapat telepon dari suaminya sekitar 3 bulan pasca hilangnya kapal. Hal itu sangat aneh, waktu telepon tersebut diangkat tidak ada suara dari penelponnya. Menurut paranormal, lanjutnya, di antara 10 awak kapal yang hilang masih ada yang hidup. "Kata paranormal itu kapalnya hilang di perairan Tomia.
Keterangan paranormal yang dimaksud hampir sama dengan keterangan pemilik kapal H Alida. Tiga hari sebelum kejadian KM Citra Harapan GT 104, dengan Kapten Arham dan ABK yang berjumlah 10 hilang kontak diperairan laut antara Binongko dan Tomia.
H. Alida waktu mengatakan saat dilakukan kontak, sedang tidak ada gangguan cuaca. Pada waktu itu perjalanan kapal normal, namun ke esokan harinya pihaknya hilang kontak dengan kapal. Kapal itu mampu mencapai kecepatan 7 mil perjam. Seharusnya pada saat subuh kapal sudah sandar di Wangi-Wangi. Namun kenyataannya malah tidak kunjung tiba sampai saat ini.(tom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar