Senin, 07 Maret 2011

Benteng Liya Togo Tinggal Puing

WANGIWANGI,- Menyedihkan jika berkunjung ke Benteng Liya Togo yang merupakan situs sejarah masa lampau di Kabupaten Wakatobi. Benteng tersebut sama sekali tidak mendapat perhatian. "Bangunanya tinggal puing-puingnya saja,'' kata Wa Ode Nur Hayati, Anggota DPR RI Komisi VII baru-baru ini.

Padahal, kata Nur Hayati, benteng bersejarah dapat mengingatkan akan peradaban masa lalu dan terjadinya penyebaran Agama Islam pertama yang dilakukan oleh Djilabu di Wakatobi. Dan ada juga kaitanya dengan lahirnya gugusan pulau-pulau Wanci (Wangi-Wangi), Kaledupa, Tomia dan Binongko yang disingkat dengan nama Wakatobi.

Wa Ode Nurhayati yang dikenal pendekar Srikandi Wakatobi itu mengatakan semestinya Pemda Wakatobi dapat melakukan sentuhan-sentuhan berupa perbaikan atas situs-situs peninggalan sejarah. “Sebagai Putri Liya Togo, saya prihatin dengan sikap Pemerintah Daerah Wakatobi yang tidak memperhatikan sama sekali situs-situs peradaban masa lampau ini. Sungguh menyedihkan Benteng Liya Togo dengan tembok-temboknya dibiarkan berserakan. Begitu juga dengan Mesjid Liya Togo, Bangunan adat Baruga yang juga tidak tersentuh perhatian Pemerintah Daerah Wakatobi,” ujarnya dengan nada geram.

Ia berjanji jika situs peninggalan sejarah itu tidak juga diperhatikan oleh Pemda Wakatobi, untuk melakukan pembenahan situs sejarah maka dirinya sendiri yang akan membenahinya dengan dana pribadi. “Saya sudah mengajak berbicara dengan beberapa Kepala Desa di Liya Togo untuk menjadikan benteng itu sebagai benteng sejarah bersama. Namun sebenarnya ini wilayah Pemerintah Daerah. Tapi saya punya mimpi-mimpi untuk mengembalikan seluruh, pernak-pernik disekitar Benteng seperti dulu,contoh Baruga,” katanya.

Dia telah menunjuk beberapa kepala Desa di Liya Togo, sara, dan Hokumu untuk memberikan denah sebenarnya, struktur bangunan baruga masa lampau. Kemudian lahannya apabila tidak ada, Wa Ode
Nurhayati akan membebaskan tanah milik keluarganya di sekitar Benteng untuk dihibahkan.

“Tanah turunan kami, namun kalau warga sudah terlanjut tinggal tidak apa-apa, kita akan ganti rugi, karena ini medan kemanusiaan. Paling penting kita hidupkan kembali situs-situs sejarah masa lampau. Kemudian rencananya bangunan Baruga yang akan ditempat untuk menenun bagi perempuan-perempuan Liya Togo yang suaminya sehari-hari mencari ikan di laut, atau bertani agar-agar,” paparnya.(tom/yhd)
sumber baubaupos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar