Sabtu, 26 Februari 2011

Nurhayati Datangkan Marcel Untuk Keponakan

Artis ibukota saat menghibur Warga Wakatobi.(BAUBAUPOS/TOMI)
WANGIWANGI,- Ribuan penonton membanjiri lapangan Merdeka Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi di acara Ulang Tahun (Ultah) keponakan Wa Ode Nurhayati salah satu anggota komisi VII DPR RI dengan mengahadirkan artis Pop Ibu Kota dan Artis Dangdut.

Tampak antusias warga yang menyaksikan kegiatan Ultah Febri Hidayat ke 19 Tahun. Lapangan merdeka Wakatobi tertutup ribuan warga. Kegiatan ini terbilang sederhana, pasalnya dekorasi panggung biasa saja, dengan memakai pengiring musik organ tunggal, namun warga yang datang menyaksikan kegiatan ulang tahun sangat ramai.

Dikatakan Wa Ode Nurhayati saat memberikan sambutan di hadapan warga Wakatobi yang sempat hadir di lapangan Merdeka Wangi-Wangi, mengatakan moment ini adalah kegiatan murni ulang tahun Febri Hidayat di usianya yang ke 19 tahun dan kegiatan ini dilakukan di Wakatobi adalah atas keinginan Febri sendiri untuk merayakannya. Sebagai rasa terima kasihnya kepada masyarakat Wakatobi, atas dukungan sehingga dirinya telah duduk dikursi DPR RI.

“Selama menjadi anggota DPR RI dirinya belum pernah melakukan kegiatan dalam konteks sebesar ini di tanah kelahiran sendiri. Ini murni ulang tahun keponakan saya tanpa ada tendensi dari pihak manapun. Namun sekaligus, atas terima kasih saya kepada keluarga besar Liya Togo, dan seluruh masyarakat Wakatobi yang telah memberikan mendorong doa maupun dukungan moral, sehingga saya menjadi sekarang ini yang terpilih menjadi salah satu putra daerah yang duduk di DPR RI,” ucap Nurhayati.

Wa Ode Nurhayati komisi VII DPRRI, mengatakan dirinya memang selalu pulang ke Wakatobi, namun hanya di rumah orang tuanya di Liya Togo, itu pun sesekali. Kegiatan semacam ini telah dilakukan di daerah lain, namun dikampung sendiri, baru pertama kalinya.

“Ini adalah hajatan saya, dan mengambil moment ini untuk mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Wakatobi,” katanya.

Artis yang diundang dalam kegiatan ini, yakni Marcel penyanyi pop ibu kota dan dua penyanyi dangdut lainya dari Ibu Kota. Sebelum dilayangkan lagu Marcel dan penyanyi dangdut Ibu Kota itu, Wa Ode Nurhayati memberikan ucapan selamat Ultah kepada Febri seraya membacakan puisi perjuangan dan puisi special utuk Febri.(Tom)
sumber baubaupos.com

Polisi Kantongi Nama Pembunuh ABK KM Aksar

WANGIWANGI,- Kasus pembunuhan La Kii Alias Melki, ABK KM Aksar, Februari 2010, masih terus ditindaklanjuti polisi. Meski belum ada indikasi kuat yang mengarah pada salah satu tersangka, namun polisi sudah mengantongi satu orang yang dicurigai untuk dikembangkan keterlibatannya sebagai pelaku.

Kapolres Wakatobi, AKBP Pitra Andreas Ratulangi,SIK, MM Sabtu (19/2) mengatakan belum ada indikasi kuat untuk mengarah ke salah satu tersangka. Namun yang dicurigai ada satu orang, tapi belum cukup kuat buktinya. Upaya-upaya penyidik sedang menganalisa kembali TKP, melakukan pemeriksaan saksi-saksi secara intensif, terutama orang-orang yang bersama korban beberapa jam terakhir dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan pengungkapan kasus itu, agar bisa terang benderang duduk persoalannya.

“Hingga saat ini, kasus pembunuhan itu sementara kami seriusi penanganannya, agar dapat diketahui siapa yang harus bertanggungjawab, atas terbunuhnya korban dan masyarakat Wakatobi dapat mengetahui duduk
persoalan kasus itu,” terangnya

Orang yang dicurigai itu, belum dapat dipublikasikan identitasnya, demi kelancaran penanganan kasus itu dan kepada masyarakat Wakatobi, agar mempercayakan penanganan kasus itu kepada aparat berwajib dan jika ada informasi terbaru mengenai kasus itu, segera dilaporkan pada polisi, agar data-data yang ada dapat dipadukan, demi kelancaran penuntasan kasus tersebut.

Sekedar diketahui, La Kii (29) alias Melki salah seorang ABK KM Aksar tewas mengenaskan akibat ditikam benda tajam, sekitar 6 tusukan, pada pukul 01.00 Wita, Jum’at (4/1) dini hari. Warga Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangiwangi itu, sempat datang meminta pertolongan ke Pos KP3 di sekitar kejadian. Namun, lukanya yang parah disertai darah yang banyak, membuat Melki tak bisa tertolong. (Tom)
sumber baubaupos.com

Marcel Kecewa dengan Wakatobi

Marcel Siahaan/ISTIMEWA
WANGIWANGI, - Kabar keindahan laut Wakatobi membuat penasaran banyak orang. Namun ketika datang menyaksikan sendiri, acapkali mengecewakan.

Artis ibukota, Marcel Siahaan misalnya. Dia merasa prihatin masih banyak fasilitas pariwisata yang harus diperbaiki. "Selama ini Wakatobi di pemikiranorang memang luar biasa, boleh dikatakan "wah". Namun kenyataannya Wakatobi tidaklah seperti yang ada di dalam pemikiran banyak orang," katanya kepada baubaupos.com.


Keindahan gugusan pulau-pulau di Wakatobi kata Marcel, mestinya jangan terlalu dipolitisir dengan memanfaatkan sumber daya alamnya. Membisniskan Wakatobi tanpa mengimbanginya dengan peningkatan sumberdaya manusia dan perbaikan infrastruktur, tentunya akan terjadi ketidak seimbangan.

Marcel mengakui bahwa alam Wakatobi telah dikaruniai oleh Tuhan dengan sangat indah, dan tentunya tidak ada samanya dengan di daerah lain. Namun berkali-kali ia menekan bahwa infrastruktur juga penting kalau Wakatobi mau dijadikan daerah wisata.

“Tidak semua kekayaan alam ini dimanfaatkan secara profit, berpikir bisnis dan kapital, karena masih ada hal-hal yang mesti dipikirkan lebih spesifik yakni bagaimana manusia-manusia di sini supaya menyayangi alamnya. Jangan terlalu berpikir keluar, kalau yang di dalam saja belum beres,” ucapnya lagi.

Lanjutnya, apabila potensi alam di Wakatobi dikelola untuk meraih keuntungan besar dengan cara membisniskannya, dengan tanpa memikirkan manusia-manusia di dalamnya dan tanpa harus infrastruktur yang memadai. Maka, sama saja membisniskan Tuhan, karena ini adalah ciptaanNya.

“Kita hanya diberi waktu untuk menjaganya, diberi tanggung jawab untuk dikelola sebaik-baiknya agar dapat mensejahterakan masyarakatnya. Hal itu penting, pasalnya tanpa itu, maka potensi alam yang dimilikinya akan tersia-siakan tanpa ada manfaatnya terhadap manusia yang menghuni daerah itu,” tutupnya.(Tomi)
sumber baubaupos.com

Wings Air Masuk Wakatobi Mulai Maret Mendatang

WANGIWANGI, - Pesawat jenis ATR Wings Air dipastikan mengudara dengan rute Selayar, Makassar, Kendari dan Wakatobi mulai 1 Maret mendatang. Wings Air direncanakan akan melayani rute itu setiap hari.

“Kita patut berterimakasih karena dengan kehadiran ATR Wings Air di Wakatobi, sudah pasti meminimalisir harga tiket penerbangan. Misalkan, seperti saat ini sering terjadi lonjakan harga tiket. Itu dikarenakan hanya satu maskapai penerbangan Ekspress Air saja yang melayani penumpang,” ujar Bupati Wakatobi, Ir Hugua belum lama ini.
Penambahan jasa penerbangan, dimungkinkan tidak terjadi lagi monopoli harga. Dengan begitu masyarakat dapat menjangkau harga tiket.

“Pemerinta Daerah Kabupten Wakatobi telah membuat komitmen dengan pihak Wings Air, itu dilakukan sebelumnya. Dipastikan pesawat baru ATR Wings Air akan tiba setelah dilakukan uji coba. Kemudian pada 1 Maret 2011, pesawat ATR Wings Air itu, sudah dapat melakukan penerbangan regulernya,” ungkap Hugua.(Tomi)

sumber baubaupos.com

Jelang Pemilukada, THM Dilarang Beroperasi

WANGIWANGI, - Tempat Hiburan Malam (THM) bakal dilarang beroperasi mulai 8 Maret mendatang. Bukan hanya kafe, acara joget pun diharamkan selama Pemilukada.

Kapolres Wakatobi, AKBP Pitra Andreas Ratulangi,SIk, MM, Kamis (24/2) mengatakan dilakukannya hal itu dalam rangka, mengantisipasi situasi keamanan, ketertiban dan ketentraman warga selama rangkaian tahapan Pemilukada. Terutama pada tahapan kampanye dan pencoblosan 27 Maret nanti.

“Maka, kegiatan-kegiatan keramaian masyarakat berupa acara-acara joget termasuk kegiatan di kaffe malam akan dibatasi. Sesuai dengan jadwal yang direncanakan terhitung mulai tanggal 8 Maret 2011mendatang,” katanya.

Keputusan itu dikeluarkan dengan tidak memberi ijin keramaian, karena pada tanggal 10 Maret sudah dimulai pesta demokrasi khususnya tahapan demokrasi berupa kegiatan kampanye.

Keputusan itu sudah disepakati bersama pemilik kaffe. Polres Wakatobi juga sudah membuat surat edaran ke setiap kecamatan yang ada, untuk diteruskan ke desa dan kelurahan serta di tingkat lingkungan masing-masing.

“Dihimbau kepada seluruh masyarakat Wakatobi untuk melaksanakan pesta demokrasi dengan tertib dan taat aturan. Jajaran Polres Wakatobi diback up pasukan dari Polda Sultra, diperkuat oleh pas cadangan dari jajaran TNI Baubau dan Linmas Wakatobi, dalam jumlah yang besar. Pasukan telah siap mengamankan jalannya proses Pemilukada di Wakatobi tahun 2011 ini,” ujarnya.(Tomi)
sumber baubaupos.com

Idris Mandati: Kalau Menang Satu Putaran Berarti Curang

WAKATOBI, - Tim pemenang calon bupati/wabub di Wakatobi saling klaim menangkan pertarungan satu putaran. Untuk memenangkan Pemilukada satu putaran cukup dengan mengumpulkan 30 persen suara sah.

Idris Mandati, salah seorang tim pasangan Ediarto Rusmin BAE - Drs La Ode Hasimin MM, atau yang lebih dikenal dengan simbol (ESHA), (24/2) mengatakan, jika ada tim dari salah satu pasangan yang mengatakan bahwa akan memenangkan pertarungan hanya dalam satu putaran dengan raihan suara hingga 40 persen, tanpa berdasarkan hasil survey dari lembaga yang terakreditasi, maka sama halnya pernyataan itu memiliki potensi untuk berbuat curang.

Lebih jauh, imbuh Idris, semua kandidat pasangan calon Bupai/Wakil Bupati yang bakal bertarung nanti berpeluang untuk memenangkan pertarungan. Indikatornya yakni, karena semua tim pasangan calon Bupati/Wakil Bupati telah bekerja semaksimal mungkin.

"Jadi pernyataan salah seorang tim pasangan calon tersebut, merupakan upaya-upaya sistimatis untuk menurunkan semangat kerja di tim-tim pasangan lainnya. Klaim untuk memenangkan pertarungan hanya dalam satu putaran itu, berpotensi membuka ruang melakukan manipulasi suara dengan berbagai cara,” tegasnya.

"Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat pencoblosan nanti, kami dari tim ESHA sudah membentuk tim investigasi yang tugasnya antara lain memonitoring semua aktivitas menjelang hingga pada akhir pelaksanaan pencoblosan nanti. Dengan harapan agar jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran maka secepatnya terdeteksi," tukas Idris Mandati.(rin)

EDITOR: YUHANDRI HARDIMAN
sumber baubaupos.com

ESHA Bakal Siapkan Software Perhitungan Cepat

WANGIWANGI,  - Menghadapi Pemilukada Wakatobi, pasangan Ediarto Rusmin, BAE – Drs. La Ode Hasimin (ESHA), tidak hanya mengantisipasi adanya potensi penggelembungan suara, dengan menyebarkan tim investigasi saja. Akan tetapi juga memantau pelaksanaan Pemilukada berupa Software untuk perhitungan cepat.

Ediarto Rusmin BAE belum lama ini mengatakan akan mengantisipasi potensi kecurangan yang dilakukan oknum yang bakal bekerjasama dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan begitu maka, berbagai strategi sudah disiapkannya. Karena sesuai dengan ramalan, hasil-hasil perhitungan didapatkan saat perhitungan di TPS yang tersebar lebih dari 200 TPS Sewakatobi.

Ia menerangkan, dengan mengunakan software tidak akan lama mendapatkan data hasil pemilihan. Sehingga setelah perhitungan suara selesai di TPS, pihaknya lebih dahulu sudah langsung mengetahui hasil perhitungan suara secara valid. Tentunya data tersebut sebagai dokumen penting selain data hasil investigasi serta data dokumen berupa rekaman tehknologi.

“Cara kerja software ini nanti akan dilakukan pada hari pemilihan, dimana orang-orang yang kita pasang sudah siap bekerja. Para petugas yang telah kami siapakan nantinya langsung mencatat hasil perhitungan dan langsung melaporkannya. Jadi setelah perhitungan selesai, hasilnya juga dapat langsung diketahui. Sekaligus terus dilakukan pemantauan perkembangan dilapangan, agar tetap mengetahui perkembangan lapangan” ungkapnya serius.

Menurutnya software yang dibuat itu, sangat penting karena kecurangan itu bisa terjadi apabila pihak-pihak yang menjadi sasaran kecurangan tidak memiliki data-data valid. Kalau, pihaknya sudah mengantongi data-data, maka potensi itu akan dapat dimentahkan. Dan jika ada hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya maka, akan dilakukan tindakan sesuai dengan aturan di negri ini.

“Selain persiapan itu saya juga bsudah siapkan tim kuasa hukum khusus menangani maslah ini. Tujuannya apabila potensi kecurangan itu terjadi, bisa tim kuasa hukum segerah melakukan tindakan. Persiapan menghadapi Pemilu Kada ini khusus mengantisipasi potensi kecurangan, sudah kami rancang dengan semaksimal mungkin,” katanya.(Tomi)
Sumber baubaupos.com

Selasa, 15 Februari 2011

Budaya Wakatobi Terancam



Kendari, Provinsi  Sultra memiliki keragaman budaya. Apabila tidak dikelola dengan baik,  akan berpotensi disintegrasi yang dapat mengganggu kesejukan dan kedamaian hidup masyarakat  masa mendatang.  Di Sultra terdapat beberapa etnis dan budaya yang besar, seperti Buton, Muna, Tolaki, Bugis dan Bajo.
 
''Keragaman etnis ini harus ditangani dengan baik, sebagai  aset daerah yang menjadi sumber pendapatan daerah,''  kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Wakatobi, Sumiman Udu, S.Pd., M.Hum, kepada koran ini.
   
Menurut dia,  budaya yang berbeda-beda di Sultra terutama di Wakatobi akan menjadi potensi dalam pengembangan pariwisata daerah. Selain  pariwisata alam Sultra yang juga sangat eskotik, Wakatobi juga kaya dengan potensi budaya koreografi tarian, musik lariangi dan kostum lariangi.
   
"Kalau kita membaca buku berjudul Kearifan Lokal Suku Bangsa-Suku Bangsa di Sulawesi Tenggara, akan terlihat betapa besar potensi budaya, mulai potensi budaya masyarakat Landawe di Konawe Utara, sampai dengan masyarakat Cia-Cia di Selatan Pulau Binongko. Dari masyarakat Runduma di Timur sampai masyarakat Sagori di Barat, semua itu memiliki potensi budaya yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi  akan datang," ujarnya.
   
Ditambahkan, kesuksesan Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam membangun tidak dapat dipungkiri, tetapi keterlibatan masyarakat dalam proyek pariwisata masih sangat minim. Rendahnya partisipasi masyarakat  karena pariwisata masih baru bagi mereka, tidak punya skill mengolah kebudayaan sebagai aset dalam industri pariwisata.
  
 Menurut pandangan penulis Buku "Perempuan Dalam Kabanti" katanya,  merupakan hal baru dalam masyarakat Wakatobi, tetapi pelan-pelan  akan menyesuaikan diri. Terbukti  sudah ada yang terlibat  dalam bisnis pariwisata. Bahkan  mulai tampak keterlibatan  dalam pariwisata budaya, walaupun belum maksimal.
     
Mahasiswa S3 Ilmu Budaya UGM itu  merasa prihatin dengan keadaan budaya Sultra. Saat ini, semua negara mempersiapkan diri menata kebudayaan sendiri. Justru Indonesia  malahan membiarkan tercecer, sehingga  memberi kesempatan kepada bangsa lain untuk meneliti kekayaan budaya.
   
Masalah itu  dikarenakan kontrol yang lemah. Lebih menyedihkan lagi karena kurangnya perhatian dari pemerintah, seperti kasus Korea yang menulis bahasa Cia-Cia dengan aksara Korea (aksara Hangeul), penelitian Lariangi di Kaledupa oleh Malaysia, serta beberapa penelitian naskah-naskah Buton yang dilakukan  perpustakaan Inggris. Semua itu akan berdampak pada masa depan kebudayaan Sultra.
   
"Memang kita tidak boleh tertutup di saat keterbukaan media seperti ini, tetapi apakah kita sudah siap ketika ide-ide dalam tradisi kebudayaan kita diambil  orang luar dan dipatenkan? Jangan-jangan koreografi Lariangi, musik lariangi, kostum lariangi belum ada yang dipatenkan, sehingga bernasib  seperti reog ponorogo,'' katanya.
   
Kemungkinan  ancaman bisa diatasi  dengan membangkitkan rasa  mencintai budaya daerah agar  identitas bisa  dipertahankan di era globalisasi.      Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unhalu, menilai  generasi muda di Bumi Anoa kurang mencintai budaya sendiri. Mereka lebih bangga mengenal budaya orang lain di banding mengenal budaya daerahnya.
   
Di sisi  lain, memang kebijakan tentang kebudayaan belum menjanjikan untuk digeluti generasi muda. Butuh sentuhan yang dapat mengubah potensi budaya untuk dapat bernilai ekonomis, misalnya penelitian untuk menemukan pola ornament kebudayan Sultra.   (p2)
Sumber KENDARINEWS -

Sabtu, 12 Februari 2011

menelusuri jejak patimura di binongko


Bukti dan Jejaknya Masih tertata Rapih, di Binongko Patimura di Sebut Kapitan Waloindi
Mengungkap Asal Usul Patimura
Mengungkap jejak asal-usul Patimura berarti mengingatkan kita pada sejarah perjuangan kemerdekaan merebut Benteng Duursetede di Ambon, pada tanggal 16 Mei 1817 M. Nah, Bagaimana kisahnya hingga Patimura disebut Kapitan Waloindi yang tersohor sebagai Pendekar di Bitokawa (Wilayah Kerajaan Buton), selanjutnya di Ambon dikenal dengan nama “ Thomas Matulise Patimura.



Gino Samsudin Mirsab

Di Abad ke 21 ini, banyak para ahli sejarah meneliti situs-situs sebagai fakta sejarah masa lampau dan akhirnya mengangkat nama pejuang yang tidak di kenal asal usulnya, tak terkecuali “Patimura atau di Kerajaan Binongko disebut Kapitan Waloindi”. Pada zamannya Kapitan ini, oleh Colonial Belanda menggelarnya dengan sebutan pembangkang, sebaliknya di mata bangsa Indonesia, Patimura dia dikenal sebagai seorang tokoh pendekar yang santun, murah hatinya dan pejuang hak asasi manusia (HAM).

Saat ini, tak jarang banyak pakar sejarah di tanah air, terpaksa membolak-balikkan fakta sejarah para perjuang Kemerdekaan. Misal Kapitan Waloindi yang setara dengan para pejuang Nasional lainnya di Indonesia. Penelusuran pakar sejarah, ditemukan adanya jejak Patimura. Namun di Binongko oleh kalangan pendahulu Patimura di Binongko, namanya adalah Kapitan Waloindi.

Salah seorang peneliti sejarah La Rabu Mbaru SPd SD, yang ditemui Crew Radar Buton di Binongko mengatakan, sepak terjang pendekar yang satu ini, bukan saja melawan ketidak adilan di wilayah Kerajaan Buton, melainkan juga melakukan perlawanan dengan kalangan penjajah di bumi pertiwi ini. Alkisah, dialah Kapitan Waloindi, salah seorang sosok pendekar pembela rakyat jelata, pembela kebenaran, dan selalu murah hatinya, serta wajib baginya untuk menuntut agar keadilan dibumi pertiwi ini, segera diwujudkan, kata La Rabu Mbaru SPd.SD. Dalam penelusurannya, Kapitan Waloindi bukan saja berjuang melawan penjajah di kepulauan Tukang Besi Bitokawa (saat ini disebut Wakatobi) kerajaan Buton, tetapi juga di wilayah kepulauan Maluku. Karena itu La Rabu Mbaru, dalam uraiannya di buktikan dengan temuan-temuannya, sebagai fakta sejarah dan bukti-buktinya, tutur La Rabu.

“Kapitan Waloindi makamnya ada di Binongko, tegasnya”. Kapitan Waloindi merupakan kisah sejarah masa lampau (bukan merubah sejarah), tetapi hanya menekankan siapa sesungguhnya Kapitan Waloindi itu…?. Dalam fakta-fakta sejarah di Pulau Binongko hingga saat ini masih tersimpan kebenarannya. Karena itu Kapitan Waloindi dalam tradisi lisan rakyat Wali Pulau Binongko, bukan hanya menjadi cerita bersambung antara generasi, melainkan juga disertai dengan bukti-bukti sejarah tercatat pada tahun 1334 M.

Dalam sejarah di Kerajaan Binongko telah berdiri kokoh pada tahun 1334 M, sebelum kedatangan Raja Pati La Soro yang berpusat di Wali Koncu Patua. Selanjutnya pada tahun yang sama dibentuk empat kerajaan bersaudara yang disingkat dengan nama Bitokawa (Binongko, Tomia, Kahedupa, dan Wanse). Sejarah Buton dilegitimasi kebenarannya.

Dikatakannya, Raja Pati LaSoro yang kemudian dikenal dengan nama LaHatimura alias LaMura, alias Kapitan Waloindi, diakuinya berasal dari Tanah Barat yaitu dari wilayah Mongol (Tiongkok-Cina). Adapun sesuai penelusurannya Kapitan Waloindi ditemukan bukan berasal dari Mongol, namun ternyata sejak kecil dia diculik oleh para bajak laut, dan dia kembali masuk ke Indonesia melalui Gorontalo (Sekarang disebut Kabupaten Gorontalo) pada tahun 1334 M.

Selanjutnya Kapitan Waloindi atas informasi yang disampaikan oleh rekan penculiknya sejak masih balita pada saat itu, dia melanjutkan perjalannya menuju ke Pulau Bitokawa tepatnya di Binongko. Maksud kedatangannya di Negeri Bitokawa mencari sanak saudaranya, karena ternyata beliau adalah salah seorang anak cucu Raja Wali Patua Sakti (Sumahi Tahim Alam). La Baru Mbaru dalam penjelasannya, Kapitan Waloindi sesampainya di Pulau Binongko. La Soro bertemu dengan LaKakadu disekitar benteng keramat Oihu (saat ini disebut Kahea Koba). Kahea Koba adalah tempat tanah longsor jatuhnya raja Pati La Soro disaat uji kanuragan kesaktiannya (Hingga hari ini tempat itu, masih mengakui disebut jatuhnya raja Pati LaSoro) oleh masyarakat Lokal binongko.

La Kakadu yang ketika menjamu tamunya, karena mengaku adalah saudaranya yang telah lama menghilang, belum langsung mempercayainya, “kalau benar La Soro (Penemu atau pemilik pulau Bitokawa) adalah saudaraku akan kita buktikan kesaktianmu”, ucap LaKakadu. Tanpa menunggu lama keduanya saling menguji kesaktiannya, yang saat ini masih disebut tempat jatuhnya Raja Pati La Soro. Dalam adu kanuragan LaKakadu menendang Raja Pati LaSoro, hingga terperesok kedalam tanah sedalam 7 depa, selanjutnya di Cabut dari dalam tanah (saat ini disebut Kahea Koba), Kahea artinya Lubang, sedangkan Koba artinya dicabut, jelasnya.

Setelah LaSoro mendapat ujian dari LaKakadu, tibalah gilirannya untuk menguji La Kakadu. Secara tangkas LaSoro memutar Lakakadu dengan menggunakan ujung jarinya, sehingga La Kakadu bermuntah-muntah, lantas dia dilemparkan ke udara dan jatuhnya tepat di tanjung Pemali (Matano Sangia Burangasi) di Pulau Buton. Mengingat karena hal itu hanya ujian kanuragan, LaSoro menarik kembali LaKakadu untuk di kembali ketempat semula di Ohiu Pulau Binongko. Sehingga mulai saat itu keduanya saling membenarkan bahwa keduanya memang bersaudara, anak cucu dari Raja Patua Sumahil Tahim Alam, selanjutnya sebagai fakta sejarah tempat uji coba kesaktian itu, disebut Oihu artinya berarti saudara (Toih’u atau Oih’u), papar La Baru. ”Raja Pati LaSoro yang dikenal Sakti Mandraguna, usianya tercatat lebih kurang 600 tahun, selain itu mempunyai kelebihan atau dalam bahasa Wali (Cia-Cia) disebut (Kalabia Mimbali)”.

Sementara itu La Ode Illa dalam keterangannya kepada Radar Buton mengatakan, Kapitan Waloindi pada tahun 1975, seorang sejarawan Wali bernama Ama Huji, ketika ditemui 4 orang peneliti sejarah yang berasal dari Sumatera, kala itu disaksikan oleh La Ode Illa, La Ode Sehe mantan Kepala Desa Wali yang pernah menjabat pada tahun 1955 - 1979, dan selanjutnya diamini oleh LaOde Jaidi (Iyaro Agama Sarano Wali), sempat mendiskusikan asal-usul Kapitan Waloindi, tepatnya di Baruga Sarano Wali Binongko.

Dalam penjelasannya Iyaro Agama, Raja Pati La Soro yang sering dikenal dengan nama Kapitan Waloindi, berasal dari daerah mongol, namun sebelumnya dalam pencarian sanak saudaranya beliau sempat singga di Gorontalo, selanjutnya menuju ke Binongko. Menariknya dalam kisah pencarian Raja Pati Lasoro ini, setibanya di Binongko, dia La Soro di kabarkan mencari anak cucu Patua (Sumahil Tahil Alam).

Selanjutnya Iyaro Agama menjelaskan, perjuangan Kapitan Waloindi di pulau Tukang Besi ini, sangat besar pengaruhnya. Pasalnya, di Kepulauan Tukang Besi pada saat itu, sedang gencarnya perebutan kekuasaan antara perampok Bajak Laut dari wilayah Tobelo, Ternate, maupun Kerajaan Buton. Karena itu dibutuhkan peranan seorang pahlawan seperti halnya Kapitan Waloindi. Bersama para pejuang lainnya di Kepulauan Tukang besi maka dibangunlah kekuatan Bala tentara, yang hingga saat ini, tidak akan terlupakan dalam lembaran sejarah kerajaan Binongko, karena jasanya menumpas para Bajak laut, hingga saat ini cerita sejarah Kapitan Waloindi dimasyarakat daerah Wakatobi masih selalu diperdengarkan hingga saat ini.

Selanjutnya pada Abat 1334 M, kerajaan Binongko di Wali Koncu patua ketika di taklukan oleh Sapati Baaluwu atas nama kerajaan Buton, maka pada saat itu, empat kerajaan bersaudara Bitokawa masing-masing kerajaan berpusat di Patua Tomia, di Palea Kahedupa, Kerajaan Wanse di Liya Wangiwangi.

Hal ikhwal ditaklukannya kerajaan Bitokawa oleh Kerajaan Buton kala itu, sesuai nara sumber sejarah diwilayah Buton, antara Kapitan Waloindi dan Sapati Baaluwu, sempat terjadi pertempuran antara keduanya selama sehari. Namun karena keduanya tidak nampak akan adanya yang kalah dan menang, maka Kapitan Waloindi, meminta agar pertempuran dihentikan sementara. Dalam jedah waktu tersebut Kapitan Waloindi ketika menatap roman muka Sapati Baaluwu, maupun gerak gerik lawannya itu, yang tidak ada gentarnya.

Maka keduanya berinisiatif, untuk saling membuka rahasia, selanjutnya berunding, untuk tidak memperpanjang pertempuran, guna tidak memakan banyak korban nyawa. Dan dalam bahasa rahasia Kapitan Waloindi memulai membuka Rahasia hidupnya, kalau ingin mengalahkan Kapitan Waloindi, Rahasianya tersimpan ditelapak kakinya. Sapati Baaluwu, mendengar terbukanya Rahasia Kapitan Waloindi...dia berjanji telah tiba saatnya, ”Engkaulah Sapati Baaluwu yang meneruskan Kerajaan Binongko, untuk dipersatukan di bawah naungan Kerajaan Butuni (Buton). Dan bertindaklah yang adil, bijaksana dalam setiap langkahmu”, ungkap Kapitan Waloindi.

Bukti sejarah pertempuran kedua pendekar ini sampai saat ini, masih ada di pantai Pasir Palahidu, dimana secara Haebu (Rahasia), Kapitan Waloindi menyerahkan dengan suka relah telapak kakinya kepada Sapati Baaluwu untuk dibelah kakinya. Dan sejak itu tempat pertarungannya di sebut Pallahidu (Pala artinya Telapak, Hidu artinya Hidup atau Hayat). Hal ini, juga diakui oleh sumber Radar Buton La Herani: pada tahun 2002. Selanjutnya Kapitan Waloindi berkata kepada masyarakatnya, dan sanak keluarganya, ”Kujalau (Aku jalan kaki lewat laut), Jalan tete, jalan tete (Kepergian seorang Kakek), Tamosio-siomo (kita akan berpisah-pisah), Mina dhi Wali Saranakamo LaOde (di Wali akan diserahkannya kepemimpinannya), Asumawimo di Watu Maria Khu Rumope Dhi Ambo Soea (Kumenumpang dipeluruh meriam atau Bedil, Kumenuju Ambon, Soea), sumber La Isamu Kaluku pada tahun 2004.

Diriwayatkan juga, setelah Kapitan Waloindi dibelah kakinya oleh Sapati Baaluwu, maka Kapitan Waloindi menghilang secara misterius menuju Timur, Ambon, dan tinggal di Gunung Soea, untuk melanjutkan pertapaannya. Keberadaan Kapitan Waloindi, di gunung Soea Ambon tidak diketahui orang-orang Bitokawa (Wakatobi), maupun orang Buton yang lebih dahulu bermukim di Ambon, kecuali orang-orang yang bisa memegang rahasia (Manusia Rahasia), baru dapat mengenalnya.

Pada tahun 1511 M, setelah sekian lama Kapitan Waloindi bermukim di gunung Soea Ambon. Namun tidak seorangpun yang tahu kalau beliau adalah seorang yang Ksatria dan mandraguna. Beliau dianggap orang biasa saja. Kapitan Waloindi mulai dikenal sebagai pendekar setelah dia masuk tentara Protugis pada tahun 1511 M, selanjutnya bertempur dengan unifprm pasukan tentara Protugis, menyerang dan memukul mundur pasukan Belanda. Karena itu, maka dia Kapitan Waloindi serya membangkitkan semangat rakyat Ambon Maluku, dia juga membentuk pasukan bala tentara untuk menghadapi ancaman penjajah Belanda (VOC).

Sebagai teman karib Kapitan Waloindi yang setia masing-masing; LaTulukabesi (Raja Hitu), Paulus Tiahahu, Cristina Marta Tiahahu (seorang anak putri Paulus Tiahahu) dan Kapitan Patipelohi (Patipelong), berjuang bahu membahu untuk mengusir penajajah Belanda, kala itu, dikenal dengan merebut Benteng Duursetede Ambon dari tanggal 15-16 Mei 1817.

Setelah menguasai Benteng Duursetede Ambon, dia Kapitan Waloindi yang lebih akrab dipanggil sahabat-sahabatnya dengan nama Patimura, karena Hatinya murah, mulia. Selain itu Kapitan Waloindi juga dipanggil oleh sahabat-sahabatnya La Hatimura atau LaMura. Disebutkannya dengan nama Patimua itu, karena dia Raja Pati yang berhati mulia (bermurah hati), beliau relah membantu orang-orang yang lemah dan teraniaya, sehingga gelarnya semakin lama, maka oleh sahabat-sahabat, mengkukuhkan namanya menjadi, ”Thomas Matulesi Patimura”. Berdasarkan kajian riwayat sejarah lisan kuno Wali Binongko, yang digantung oleh Belanda didepan Benteng Victoria Kota Ambon pada tanggal 16 Desember 1817 itu, adalah bukan Patimura, melainkan seorang mata-mata Belanda yang kebetulan wajahnya sama, mirip dengan Patimura.

Sedangkan Kapitan Waloindi atau Patimura telah merubah wajah bersama La Tulukabesi (Raja Hitu), Paulus Tiahahu, Cristina Tiahahu, dan Kapitan Patipelohi kala itu sedang dalam tahanan Belanda, selanjutnya mereka diasingkan ke tanah jawa. Namun ketika diberangkatkan dengan kapal, sesampainya di sekitaran Laut Buru, kapal tersebut kehabisan makanan dan air minum. Maka kalangan pendekar yang menjadi tahanan Belanda dikapal tersebut, melakukan pemberontakan, dan membunuh habis para penghianat (Belanda) selanjutnya mengarahkan kapal tersebut ke Pulau Tukang Besi, tepatnya dipantai Patuhuno (orang yang turun), dan saat ini disebut ”Patuno”, pulau wangi-wangi.

Keberadaan tahanan Belanda ini, setibanya di pulau Wangiwangi disambut dengan gembira oleh masyarakat Wangiwangi. Namun mata-mata Belanda sebaliknya tidak tinggal diam, malah melaporkannya, berada di pulau Wangiwangi. Raja Hitu (Latulukabesi), bersama Paulus Tiahahu, dan Cristina Tiahahu mendengar telah diketahui oleh mata-mata Belanda tentang keberadaannya di Wangiwangi, setelah mendapat tumpangan mereka kembali ke Ambon, tanpa diketahui oleh mata-mata Belanda.

Sedangkan Kapitan Patipelohi (Patipelong) menuju ke Pulau Tomia dan kawin dengan putri Ince Suleman (Dato Suleman) penyiar agama Islam di Tomia. Sementara Kapitan Waloindi kekampung halaman di Binongko menemui anak cucunya yang kala itu dia tinggalkan kurang lebih 483 tahun.

Ironisnya, setibanya Kapitan Waloindi di Binongko terdengar oleh mata-mata Belanda dan akhirnya beliau dicari oleh Belanda hingga sampai ke pulau Binongko. Namun ketika Kapal Belanda yang memuat 7 Kompi Bala Tentara Belanda untuk menangkap Patimura, malah yang terjadi sebaliknya tentara Belanda dihabisi oleh Kapitan Waloindi.

Sebagai Bukti peninggalan sejarah, kapal Belanda yang berlabuhnya di Taduna itu oleh masyarakat Binongko, tempat itu diberi nama kampung Nato, letaknya tidak jauh dari pantai perkampungan Walanda (Belanda), meskipun hingga saat ini masih dirahasiakan.

Kampung lama atau Kampung Molengo atau mangingi, disinilah Kapitan Waloindi menghembuskan nafas terakhirnya, dan nama Kapitan Waloindi telah diabadikan menjadi nama desa, di kecamatan Togo Binongko Wakatobi. Kesaktian Kapitan Waloindi di Zaman seperti ini, sepertinya tidak masuk akal, namun tidak salah untuk kita kagumi, karena hal itu terjadi pada zamannya.

H-5 Polda Sultra BKO Personil ke Wakatobi

KENDARI,  Kepolisian Daerah (Polda) Sultra bakal menurunkan personilnya yang terdiri dari berbagai satuan guna mengamankan jalannya pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di Kabupaten Wakatobi Maret mendatang. Hingga kini belum diketahui secara pasti berapa jumlah personil yang bakal ditempatkan di kepulauan Tukang Besi itu.

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Drs Moch Fahrurrozi SStMk,Dipl,QM, melalui Kasubid Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID), AKP Dolfi Kumaseh, saat ditemui di ruang kerjanya (9/2) mengatakan, personil yang bakal di-BKO guna mengamankan Pemiluk Kabupaten Wakatobi, hingga saat ini belum jelas berapa jumlahnya.

“Yang jelasnya, rencana personil yang bakal diturunkan nanti terdiri dari pasukan Brimob, Samapta, Sabara, dan Polairud. Mengenai jumlahnya, belum diketahui secara pasti. Karena menurut rencana akan diturunkan minus lima hari pelaksanaan Pemilukada. Saat ini, Polda masih merancang termasuk pola pengamanan setelah tiba di Wakatobi,” terang Dolfi.

Dikatakannya, sesuai pengalaman sebelumnya bahwa setiap daerah yang melaksanakan hajatan lima tahunan itu, Polda selalu menempatkan personil dalam satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditempatkan juga satu orang personil. Dan jika personil yang di-BKO nanti dilihat masih kurang, maka Polda menyiagakan personil di Polres terdekat seperti Polres Buton, Kota Baubau dan Polres Muna.(rin)

EDITOR: YUHANDRI HARDIMAN
sumber baubaupos.com -

Anggota Polres Jadi Walpri Bagi Pasangan Cabup/Cawabup Wakatobi

WANGIWANGI,  Untuk menjamin keselamatan para kandidat calon bupati/Wakil Bupati Wakatobi, pihak Polres Wakatobi akan memberikan jatah kepada setiap pasangan Cabup/Cawabup berupa pengawal pribadi (walpri).

Kapolres Wakatobi AKBP Pitra Andreas Ratulangi SIK, MM, Rabu (9/2) mengatakan penepatan Walpri akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Namun dia belum mau menyebutkan berapa jumlah personil yang akan ditempatkan untuk setiap Cabup/Cawabup.

“Selaku pihak penanggungjawab keamanan di wilayah hukum Wakatobi, kita tetap melakukan antisipasi dengan mempersiapkan pengamanan sebagai rangkaian menuju pesta demokrasi di Wakatobi,” ujarnya. (Tomi)

Editor: Ardi
Sumber baubaupos.com -

Minat Baca di Perpustakaan Wakatobi Meningkat

WANGIWANGI,Jumlah pengunjung yang tertarik membaca di perpustakaan daerah (Perpuda) Wakatobi yang terus meningkat secara signifikan satu bulan terakhir, membuat Kepala Kantor Perpuda Pengelolah Data Elektronik dan Arsip Wakatobi La Mego R, mengusulkan agar ruangan Perpuda seluas 6x12 meter segera ditambah luasnya.

“Pembaca mulai dari anak-anak dan remaja, sebelum dibuka perpustakaan di pagi hari mereka sudah datang. Anak-anak itu telah menunggu di luar, lama kelamaan yang datang semakin banyak, sehingga makin padat di dalam ruangan ,” ujar La Mego R, saat ditemui di kantornya, Rabu (9/2).

Ia mengatakan daya tampung perpustakan ini kurang lebih 150 orang saja.Tidak dipungkiri gedung adalah hal terpenting dan mencerminkan identitas suatu perpustakaan. Apalagi saat ini minat baca masyarakat Wakatobi sangat tinggi untuk menimbah ilmu dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan.

Soal koleksi buku-buku di perpustakaan, menurutnya, sudah bisa dikatakan cukup memadai. la Mego mengungkapkan, sebelumnya pihak perpustakaan pernah menerima sumbangan buku anak-anak sebanyak 500 exemplar dari Jakarta Internatinaol School.

“Bukan hanya itu sumbangan buku-buku juga dilakukan oleh Pertukaran Pemuda Indonesia yakni pemuda asal Australia dan asal Batam, sebanyak 35 exemplar,” katanya. (Tomi)

Editor: Ardi
Sumber baubaupos.com

Tiga Oknum PNS Terjaring Kasus Perjudian

WANGIWANGI, Kapolres Wakatobi AKBP Pitra Andreas Ratulangi,SIK, MM membenarkan pihaknya telah menahan tiga orang pegawai negeri sipil (PNS) lingkup Wakatobi yang tertangkap bermain judi. Salah satu PNS yang di sel yaitu Kepala Bidang Perhubungan Laut Wakatobi La Ode Idirisa.

“Betul, yang bersangkutan telah ditahan karena tertangkap main judi
bersama beberapa orang lainnya. Setiap kasus perjudian yang di temukan di wilaya hukum Wakatobi akan tetap diproses secara hukum.Tentunyajika cukup bukti, karenaselam ini kami memberi kedewasaan secarahukum kepada masyarakat Wakatobi dimana kami tidak pernah melarang warga masyarakat main kartu seperti gaplek dan domino, kalau hal itu sebagai hiburan dan olahraga saja” ujar Pitra A Ratulangi, Kamis (10/2)

Tapi ketika kedapatan main kartu disertai taruhan uang, lanjutnya, maka Polisi pasti akan tangkap dan memproses secara hukum. "Sehingga silahkan saja masyarakat sendiri yang menentukan. Apakah mau memilih main kartu sebagai hiburan dan olahraga atau mau pilih main kartu dengan berjudi lalu masuk penjara,” tegasnya.

Ia berharap kepada warga masyarakat agar dapat memberi yang terbaik untuk pembangunan daerah. Bukan justru sebaliknya melakukan tindakan yang merusak keluarga atau mencederai pembangun daerah. Karena menurutnya, sebagai generasi selayaknya harus memberi contoh yang baik, agar kelak generasi berikutnya dapat ikut berprilaku baik juga.(Tomi)

Editor: Arditoris

baubaupos.com -

Amanah Nomor Urut 1, Surgawi Nomor Urut 5

WANGIWANGI, baubaupos.com - KPU Wakatobi, Jumat (11/2) melaksanakan tahapan Pemilukada berupa pencabutan nomor urut Cabup/cawabup periode 2011-2016, di gedung pertemuan Pemda Wakatobi. Enam pasang calon yang dinyatakan lolos berkas hadir pada kesempatan itu juga diikuti patpol pendung dan massanya.

Pasangan Drs Aslaman Sadik-Andi Hasan (AMANAH) yang mendapat kesempatan pertama mencabut nomor urut mendapat nomor urut 1, menyusul pasangan dr Sudil Baenu – Halimudin Adam (SUB-HAN) mendapat nomor urut dua.

Selanjutnya pasangan Ediarto Rusmin BAE - La Ode Hasimin (ESHA) mendapat nomor urut 3 dan pasangan H La Ode Bawangi SE – H La Ode Bahasani SH (LABA) memperoleh nomor urut 4. sedangkan Ir Hugua yag berpasangan dengan H Arhawi Ruda SE (SURGAWI) mendapatkan nomor urut 5, terakhir pasangan Prof Dr H La Onu La Ola SE Ms - Drs Ec H La Ode Boa Sardiman BC Kn M Si mendapat nomor urut 6.

Dari urutan tempat duduk sebelumnya, dimulai dari AMANAH, SURGAWI, ESHA, LABA, OBOR, SUB-HAN, hanya tiga pasangan calon Bupati/Wabup yang tempat duduknya sesuai dengan nomor urut yang ia cabut.
Dimana ketiga pasangan tersebut yakni AMANAH tetap nomor urut 1, ESHA tetap nomor urut 3 dan LABA tetap nomor urut 4. Sementara SURGAWI yang sebelumnya duduk di nomor urut 2 bergeser ke nomor urut 5, SUB-HAN sebelumnya duduk dinomor urut 6 bergeser ke nomor urut 2 dan OBOR dari nomor urut 5 bergeser ke nomor urut 6.

Menariknya semua pasangan Calon Bupati/Wabup yang tidak bergeser tersebut nomornya adalah calon Bupati berasal dari Wakatobi I (Pulau Wangiwangi), dan pasangan Cabup/cawabup yang bergeser berasal dari Wakatobi II (Tomia, Kaledupa).

Setiap dilakukan giliran pencabutan nomor urut, tim pemenang masing-masing pasangan Cabup/cawabup yang maju mengambil amplop disorak gembira dengan yel khas pasangan. Setelah masing-masing membuka nomor urut, sorak sorai pendungkung masing-masing kandidat semakin mengema.
Masing-masing pasangan calon lantas dipersilahkan menuliskan penyesuaian nama dan gelar yang akan dibuat untuk dicetak dalam surat suara di hadapan anggota KPUD. Selanjutnya pembacaan nomor urut dan sekaligus penetapan nomor urut yang sudah ada, sesuai dengan nomor surat keputusan KPUD Wakatobi.

Ketua KPUD, La Ode Suryono, SE menyampaikan terima kasih kepada Kapolres, Ketua Panwas, Kajari, dan Muspida, yang hadir dalam kegiatan.
“Muda-mudahan apa yang kita laksanakan hari ini, pada hari-hari berikutnya tetap bisa berjalan dengan baik. Pemilu Kada adalah integritasi, misi dan visi pembangunan nasional. Dan saya berharap kepada para pasangan calon, dapat menjaga stabilitas untuk nama baik Wakatobi,” ujarnya.

Hadir dalam kegiatan pencabutan nomor urut pasangan kandidat Cabup/cawabup tampak Kapolres AKBP Pitra Andreas Ratulangi SIK MM, mewakili Kepala Kejaksanaan Negeri Wangiwangi, para petinggi Parpol pendukung, dan sejumlah pendukung pasangan calon dan masing-masing tim pemenang pasangan calon.(Tomi)

Editor: Arditoris
sumber baubaupos.com

Polri Kerahkan Kapal Amankan Pemilu Kada Wakatobi

Ilustrasi
Kendari, (tvOne)
Mabes Polri mengerahkan satu unit kapal dari Direktorat Polairud untuk mendukung pengamanan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Fahrurozzi di Kendari, Jumat (11/2), mengatakan, pengamanan pemilihan kepala daerah Wakatobi, 23 Maret 2011 membutuhkan dukungan sarana kapal karena wilayah perairan. "Tantangan pengamanan pemilihan kepala daerah Wakatobi yang terdiri atas empat pulau besar yakni Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko mendapat perhatian serius dari pimpinan Polri," kata Fahrurozzi.

Kondisi geografis Wakatobi yang wilayahnya 97 persen adalah perairan hanya merupakan tantangan, tetapi tidak akan melunturkan komitmen kepolisian menyukseskan pesta demokrasi yang akan diikuti enam pasangan calon bupati dan wakil bupati. "Pejabat Polda Sultra telah mengarahkan jajaran Polres Wakatobi untuk memetakan kondisi Kamtibmas sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang mengganggu jalannya penyaluran hak pilih bagi 78.160 warga Wakatobi," katanya.

Kepolisian mengimbau enam kontestan pilkada berebut kesempatan memimpin daerah otonom yang baru berusia tujuh tahun tersebut agar memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat. "Stabilitas tidak hanya menjadi tanggungjawab aparat kepolisian tetapi milik seluruh elemen masyarakat sehingga harus dijaga secara bersama-sama," kata Fahrurozzi.

Enam pasangan calon bupati dan wakil bupati Wakatobi periode 2011-2016 adalah Ediarto Rusmin (wakil bupati Wakatobi)-Laode Hasimin yang diusung Partai Demokrat, Partai Bintang Reformasi, Hanura dan PKS. Laode Bawangi-Laode Bahasani yang dicalonkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan sejumlah partai koalisi.

Pasangan Hugua (bupati Wakatobi)-Arhawi Ruda didukung PDIP, PAN, PBN dan PKB. Sedangkan PPD, PPNUI dan PPDI menjagokan pasangan Aslaman Sadik-Andi Hasan.

Partai Kedaulatan bersama 13 partai pendukung mengusung pasangan Prof La Onu La Ola-Laode Boa Sardiman. Pasangan Laode Sudil Baenu-Halimudin Adam siap bersaing merebut kursi buputi Wakatobi yang mengandalkan potensi wisata laut tersebut melalui jalur perorangan. (Ant)

Jumat, 11 Februari 2011

KPU Wakatobi Tetapkan Enam Pasang Calon

WANGIWANGI,  KPUD mengumumkan enam pasang kandidat Bupati/Wakil Bupati periode 2011-2016 yang dinyatakan lolos berkas dan berhak ikut bertarung pada Pemilukada Wakatobi, Rabu (9/2) Penetapan enam nama itu didasarkan pada surat keputusan KPUD Wakatobe bernomor 274/11/KEP/PKWK/II/2011.

Enam pasang Calon Bupati/Wakil Bupati Wakatobi yang dumaksud yaitu pertama Pasangan Ediarto Rusmin BAE - La Ode Hasimin (ESHA), kedua H La Ode Bawangi SE – H. La Ode Bahasani, SH (LABA), ketiga Ir Hugua - H Arhawi Ruda, SE (SURGAWI), keempat Drs Aslaman Sadik-Andi Hasan (AMANAH), kelima dr Sudil Baenu – Halimudin Adam (SUBHAN), dan keenam Prof Dr H La Onu La Ola SE Ms - Drs.Ec H La Ode Boa Sardiman BC Kn M Si

KPUD sekaligus mengumumkan partai pendukung masing-masing pasangan calon Bupati/Wakil Bupati dan jumlah suaranya. Dalm dokumen KPUD di Sebutkan ESHA di dukung empat partai (Demokrat, PBR, Hanura, dan PKS), dengan jumlah suara 7.419.

Sedangkan LABA didukung enam partai PPP, PPI, PKNU, PPPI, MP dan PNBKI) dengan jumlah suara 7.213. Sementara itu SURGAWI memperoleh dukungan suara sebanyak 18.317 dari partai pendukungnya PDIP, PAN, PKB, dan PBN. Lalu AMANAH didukung tiga partai (PPD, PPNUI, PPDI) dengan jumlah suara 3.739.

Pasangan Prof. Dr.H.La Onu la Ola SE.Ms - Drs.Ec.H.LOa Ode Boa Sardiman BC.Kn.M.Si didukung 14 partai kecil yaitu Partai Kedaulatan, Partai Karya Perjuangan, Partai, Republik Nusantara, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Patriot, Partai Buruh, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Serikat Indonesia, Partai Indonesia Sejatra, Partai Demokarasi Pembaharuan, Partai Perjuangan Indonesia Baru, Partai Matahari Bangsa, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai pelopor dengan jumlah suara 8.619.

Satu-satunya pasangan calon yang maju tidak melalui pintu partai yaitu dr H Ld Sudil Baenu MM M Kes - Halimudin Adam, berasal dari dengan jumlah dukungan berdasarkan KTP yakni sebanyak 10.756.(Tomi)

Editor: Ardi
Sumber, baubaupos.com -

Rabu, 09 Februari 2011

Pemda Wakatobi, Sediakan Rp 1 M

Dukung Kebutuhan Listrik Masyarakat
Era modernisasi saat ini, energi listrik sudah hampir menjadi kebutahan dasar bagi masyarakat.  karena hampir semua kegiatan masyarakat berhubungan dengan kebutuhan energi listrik.
Menyadari pentingnya hal itu, Pemda Wakatobi berupaya menjamin selalu tercukupinya kebutuhan listrik masyarakat.  berbagai terobosanpun dilakukan untuk hal ini.
Seperti diungkapkan kepala dinas PU Pertambangan dan energi Kabupaten Wakatobi, Drs Tawakkal, melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Wakatobi tahun 2010 ini, Pemda Wakatobi menyediakan dana sebesar Rp 1 miliar guna mendukung Operasional PLN di kota Wangi-wangi.
“Kita prihatin dengan kebijakan pemadaman listrik di Wakatobi yang dilakukan PLN.  Kita maklumi ini karena keterbatasan daya yang dimiliki PLN.  Harapan kita dengan bantuan dana operasional yang kita anggarkan melalui APBD 2010, ada langkah penyelesaian krisis listrik yang kita alami saat ini,” katanya.
Tawakkal mengungkapkan, dari hasil konsultasinya dengan pihak PLN Wakatobi, konon dalam waktu dekat ini PLN ranting Wangi-wangi akan melakukan penambahan dua unit mesin pembangkit.  Untuk itu ia mengharapkan dana yang disediakan pemda Wakatobi dan telah mendapat persetujuan dari DPRD Wakatobi ini, sedikit banyaknya dapat membantu upaya mendatangkan mesin pembangkit tenaga listrik di Wangi-wangi.
“Saya pikir kalau sudah ada tambahan mesin pembangkit sebanyak dua unit maka krisis listrik daerah kita ini akan teratasi.  Ini juga akan membuka kesempatan masyarakat kita yang belum menikmati fasilitas listrik saat ini,” katanya lagi.
Langkah lain yang dilakukan Pemda Wakatobi saat ini, melalui dinas PU Pertambangan dan Energi yakni memperbanyak bantuan pembangkit listrik tenaga surya (Solar Sel red).  Program ini memberikan kesempatan bagi masyarakat terisolir seperti Desa Hakka di Binongo dan Runduma di Tomia untuk menikmati penerangan yang murah tetapi meriah.
“Dimasyarakat kita saat ini masih banyak yang belum menikmati penerangan dari listrik.  Penyebabnya ada dua, yakni ada masyarakat kita yang mampu membeli listrik tetapi daya dari PLN terbatas.  Ada juga masyarakat kita yang benar-benar tidak bisa  membayar biaya penyambungan dari PLN, mereka inilah yang kita harapkan akan mendapatkan bantuan penerangan berupa Solar sel, yang sedang kita perjuangkan saat ini,” tutupnya. 

Hugua

Minggu, 27 Desember 2009

Kendati baru terbentuk sejak enam tahun lalu, nama Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara tiba-tiba banyak diperbincangkan orang. Keindahan pulau dan alam bawah lautnya, yang diakui dunia internasional sebagai pusat segitiga terumbu karang dunia dan memiliki jenis ikan paling beragam telah menyihir ribuan penyelam untuk menjelajahinya. Ekonomi Wakatobi kemudian menggeliat, infrastruktur banyak dibangun termasuk satu bandara yang menghubungkan Wakatobi dengan Kendari. Semuanya hanya dalam waktu tidak lebih tiga tahun.

Siapa di balik semua itu? Dialah Hugua, Bupati Wakatobi pertama. Mantan pekerja LSM ini, sejak menjabat bupati memang banyak menciptakan terobosan untuk menghidupkan perekonomian di Wakatobi. Puluhan penghargaan sudah diterimanya, dan yang terbaru adalah MDG’s Award 2009 dari Menko Kesra. Hugua dianggap berhasil mengembangkan pariwisata sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, meski itu bukan tanpa masalah.

Salah satunya adalah programnya tentang pembatasan penangkapan ikan lewat sistem zonasi. Dengan sistem itu, sebagian besar warga Wakatobi yang penghidupannya berasal dari laut, tidak akan lagi bisa seenaknya mengambil hasil laut. Hugua beralasan, semuanya sudah dibicarakan dengan warga, dan kesadaran menjaga kehidupan laut juga berasal dari mereka.

Wakatobi yang namanya diambil dari nama depan empat pulau terbesar di wilayah itu yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko, 18 Desember 2009 lalu tepat berusia enam tahun. Hugua menyelenggarakan simposium internasional tentang manajemen pelestarian terumbu karang dan sumber-sumber kelautan. Acara itu diikuti sejumlah lembaga internasional dan puluhan bupati daerah pesisir, dan sejumlah wartawan. Sehari setelahnya, Hugua menerima Ezra Sihite dan Rusdi Mathari dari Koran Jakarta untuk sebuah wawancara. Berikut petikannya:

Mulai tahun ini pelestarian terumbu karang di Wakatobi dimasukkan ke dalam APBD. Kenapa?
APBD ini sebetulnya hanya bagian dari bukti pernyataan tentang keprihatinan, kepedulian. Sejak Kabupaten Wakatobi terbentuk, sudah ada ke arah situ. Perhatian kita semakin serius setelah beberapa LSM internasional seperti WWF, dan LSM lokal seperti Sintesa, Yayasan Terumbu Karang juga masuk ke Wakatobi. Mereka itu memberi kontribusi terhadap perkembangan lingkungan di sini.

Karena Wakatobi mempunyai anggaran tahunan maka sejak itu konservasi dicanangkan. Itu tahun 2003. Masalah konservasi ini lebih pada kebijakan, pembangunan yang memihak pada perlindungan kawasan dan mendorong masyarakat. Anggarannya tidak harus besar karena anggaran terbesarnya tetap untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan sisanya yang lain.

Jadi konservasi terumbu karang masuk infrastruktur?
Masuk infrastruktur dan semua komponen pengelolaan yang lain.

Lalu langkah konkret mendorong masyarakat itu, apa?
Jadi yang kita kerjakan adalah bagaimana meningkatkan kesadaran. Mereka mengerti bahwa masa depan mereka yang pertama itu adalah terumbu karang. Oleh karena itu, mereka wajib melindunginya karena Wakatobi ini 97 persen laut dan hanya 3 persen darat. Dari 1,4 juta hektare, 118 ribu hektare merupakan terumbu karang dan sisanya laut dalam.

Caranya bagaimana?
Melalui rembuk desa, pelatihan dan penyuluhan. Di rembuk desa, ada fasilitator yang menerangkan makna lingkungan dan menyadarkan mereka. Setelah mereka sadar, dibuat komitmen perlindungan kawasan swakarsa. Dari sana dibuat no take zone, kawasan yang tak bisa diambil. Kemarin di Tomia ada batas-batasnya dan ada papan namanya, ini enggak boleh dijamah. Jadi enggak ada yang berani menyelam tapi sekarang belum terlalu ketat.

Menyelam pun tidak boleh?
Selam boleh tapi yang tak boleh adalah diambil dan dieksploitasi, kecuali mendapat persetujuan dari mereka.

Mereka itu siapa?
Masyarakat tadi. Jadi mereka sepakat, panjang pesisir kira-kira kalau 10 km maka yang no take zone katakanlah 1 km. Itu yang saya katakana, setelah sadar mereka membangun komitmen dan membuat organisasi di desanya. Kalau ada yang mau menyelam di kawasan, maka mereka akan datang bilang, “Bagaimana mas, ada yang bisa dibantu?”. Bahkan kita harapkan nanti ada fee yang harus dibayar kepada kelompok itu biar mereka lebih mengerti dan kontribusinya langsung ke masyarakat. Sebelum itu yang kita lakukan zonasi.

Itu berarti, masyarakat nelayan juga tidak bisa lagi mengambil hasil laut?
Justru itu. Saya bilang sama mereka, penduduk kita kan 100.563 jiwa. Berarti untuk Wakatobi saja minimal 100.563 ekor ikan setiap hari, besar kecil itu rata-rata. Itu kalau satu, biasanya dua. Bisa juga jadi 20 untuk satu orang kalau ikannya kecil. Jadi kalau Anda bayangkan setiap hari kita ambil sebanyak itu, dikalikan minimal dua untuk makan siang dan malam, bisa dibayangkan? Kalau ikan terus berkurang bagaimana? Itu kan masa depan?

Saya bisa mengatakan di sini tidak ada kemiskinan. Karena indikator kemiskinan sebetulnya ilusi, sebuah barang yang tak pernah diketahui wujudnya. Kalau di Wakatobi, di mana ada kelaparan? Saya tak tahu, karena tidak mungkin ada kelaparan di sini. Di sini masyarakat ambil ubi di kebun dan ikan di laut, dan tidak ada urusan dengan inflasi di Jakarta . Mau harga telur dinaikkan, silakan, kami tak ada urusan. Sebab kami tergantung pada sumber alam yang saya ceritakan tadi:. Ambil ubi di kebun dan ambil ikan di laut, selesai. Lalu kemiskinan itu di mana? Itu saja esensinya.

Pelarangan-pelarangan mengambil ikan itu sudah dimulai?
Sebetulnya bukan pelarangan, ini komitmen mereka. Karena kalau tidak seperti itu, tidak ada lagi yang menyediakan. Kalau memang tidak ada zonasi, Anda juga bisa ke sana .

Sistem zonasi ini diterima oleh para nelayan Wakatobi?
Dalam tanda kutip, persoalannya level pemahaman berbeda. Dan tidak bisa membiarkan mereka mengerti ini hanya dengan cara pandang mereka. Pada dasarnya harus ajarkan mereka dengan cara pandang baru karena mereka akan memasuki nilai baru. Orang dengan cara pandang lama tidak akan mau ada aturan padahal tekanan manusia sudah makin ramai.

Cara pandang lama itu seperti apa?
Anda lihat, di sini banyak yang tidak berpendidikan dibanding yang berpendidikan. Generasi 40-an dan 50-an akan mengatakan kenapa Anda atur, dari dulu tak pernah diatur. Ya, karena Anda hidup dengan cara pandang masa lalu dan kalau begitu, maka matilah aku. Jadi kita harus ikuti cara pandang baru menuju dunia baru, resources terbatas tapi orang sudah ramai.

Mereka mengambil ikan untuk konsumsi sendiri atau untuk dijual?
Untuk sendiri dan kalau dijual untuk kepentingan lokal, pasar. Masih tradisional dan saya happy dengan itu.

Artinya selama ini tidak masif?
Enggak masif, walaupun ada beberapa yang masif, bukan masif sebenarnya, tapi dikatakan itu keramba. Tapi itu pun jumlahnya saya kontrol, kalau kebanyakan maka saya bilang tutup, banyak dulu keramba tapi sekarang hanya beberapa.

Lalu apa masalahnya, sehingga perlu dilarang?
Kalau sekarang bertanya ke WWF, sekarang ini terjadi perbaikan. Tanya para peneliti, pasti jumlah ikan yang beredar lebih banyak dari empat atau lima tahun lalu. Why? Karena kita sudah memberikan perhatian kepada masyarakat. Kami dari pemerintah, di masjid dan di mana saja, juga berbicara soal ini dan masyarakat ambil tindakan. Jadi istilah saya, tindakan pertama lebih penting dibandingkan banyak tindakan yang masih direncanakan. Dan itulah Wakatobi.

Kalau pengambilan itu dibatasi, apa pilihan yang diberikan pemerintah ke masyarakat?
Sebetulnya kita tidak pernah membatasi tapi teknologi dan batas cara pandang mereka seperti itulah untuk sekarang. Saya pernah memberikan kapal penangkap ikan, harganya sekitar 60 sampai 80 juta. Begitu kita beri, dibilang jaringnya kurang lalu minta sama kita. Jangkar putus minta lagi dan akhirnya kalau kita enggak bisa lagi, mati kita ini. Kita sudah kasih makan, kita suap, kita kasih lagi sendok. Semua kapal itu akhirnya enggak dipelihara, padahal saya ingin meningkatkan hasil tangkapan mereka. Mereka tetap pergi memancing dan kapalnya ditinggalkan.

Wakatobi ke depan itu, akan disulap sebagai lokasi pariwisata, konservasi atau keduanya?
Visi kita ada dua sektor, perikanan-kelautan dan pariwisata. Ini coastal resort management, family planning, waste water management, good governance. Tujuannya agar indeks pembangunan manusia bisa dihitung. Jadi prioritas kita itu perikanan-kelautan dan pariwisata. Ini dua prioritas saja, lingkungan di mana? Lingkungan jadi ideologi dan meliputi semuanya.

Itu berlangsung sejak enam tahun?
Oh tidak, tiga tahun, sejak saya menjadi bupati.

Sudah ada hasilnya selama tiga tahun itu?
Sangat. Nanti bisa bicara dengan ketua Bappeda saya, berapa terjadi peningkatan human income dan human development index, juga nilai pendidikan. Makanya Wakatobi mendapatkan MDG’s Award karena human development index –nya, terutama yang income, education dan regional as international cooperate-nya meningkat.

Apa lagi yang ingin dijual dari Wakatobi selain terumbu karang dan menyelam?
Kita tekankan bawah laut dan atas laut yaitu darat, budaya di sini. Suku-suku di sini banyak. Kita juga banyak gua-gua air dan ada peninggalan sejarah abad ke-15 dan masih banyak lagi. Di sini ada pulau yang dikenal sebagai pulau Blacksmith, tukang besi yang benar-benar orisinal, tempatnya di Pulau Binongko. Itu yang tidak dimiliki daerah lain.

Targetnya berapa lama, hingga pariwisata Wakatobi bisa dikatakan mapan?
Target kita tahun 2010 terjadi peningkatan dari hari ini. Sebelum ada bandara yang ada baru datang 3 ribuan turis, tapi setelah ada bandara jadi 6 ribuan wisatawan setahun. Setelah itu mungkin peningkatannya enggak akan banyak karena load pesawat, faktor tempat menginap dan sebagainya .

Tidakkah pariwisata terkadang bisa memengaruhi kultur dan budaya masyarakat?
Justru karena itulah diberikan visi ini, visi Wakatobi itu surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang bumi. Keindahan ekologi bawah laut itu menjadi kekuatan ekonomi di darat, economy to ecology. Kalau ekonomi di darat sudah terbuka, dengan perkiraan income bisa 450 dollar AS per household per month. Target saya ada 45 resort. Bandara sudah ada tinggal runway diperpanjang menjadi 2.200 meter. Pelabuhan laut juga harus tercapai agar bisa menghubungkan satu pulau dengan pulau lain.

Di Wakatobi sekarang sudah mulai banyak mobil. Sepuluh tahun mendatang akan semakin banyak warga Wakatobi yang punya mobil dan motor dan itu akan menjadi masalah tersendiri karena pencemaran?
Di Pulau Hoga tak boleh ada kendaraan. Di Ibu kota Kabupaten ini mungkin yang bisa dilakukan adalah pembatasan. Keputusan Bupati setiap hari Sabtu tidak ada penggunaan mobil dinas, dan harus pakai sepeda tapi banyak yang melanggar. Saya itu tidak mau keputusan saya dilanggar dan saya marah terus karena saya tanya kenapa Anda tetap pakai mobil dan tidak pakai sepeda? Ada hambatan psikologis yang harus saya pertimbangkan. Setelah naik sepeda hari Sabtu itu kita pungut sampah. Coba perhatikan, jumlah sampah di sini dibandingkan daerah lain pasti lebih sedikit.

Dulu ketika terpilih menjadi Bupati Wakatobi, mengapa ada demo besar-besaran menentang Anda?
Bukan demo. Sebetulnya saya dikhianati. (Hugua lantas bercerita, tapi dia minta off the rerord-Red)

Apa yang mendorong Anda mencalonkan diri jadi bupati?
Untuk menggetarkan Indonesia dan dunia (Hugua tertawa). Konkretnya menyejahterakan Wakatobi untuk Indonesia dan dunia. Bagi saya, saya dan Anda adalah khalifah. Jadi harus memberikan pelayanan dan paling tidak, bisa memimpin untuk diri sendiri dan keluarga. Seberapa besar pelayanan yang Anda berikan, itulah makna khalifah. Menurut saya, kualitas pelayanan sewaktu saya bekerja di LSM sudah bagus, tapi jangkauannya kurang.

Tiga tahun ini, Anda merasa sudah memberikan pelayanan bagus?
Menurut saya sangat.

Apa ukurannya?
Jangan tanya saya, tanyakan orang lain yang ada di sini. Ada kesehatan gratis dan pendidikan gratis menurut ukuran perspektif umum. Walaupun saya katakan berhasil maka penilaian memang bisa tergantung perspektif masing-masing.

Cara kerja Anda dianggap sangat LSM?
Sebetulnya fungsi pemerintah itu kan menyejahterakan rakyat jadi apa pun harus dilakukan bukan tergantung cara kerja ini seperti ini atau apa, tapi bagaimana kita tidak sendiri. Persoalan saya bisa menggaet USAid dan sebagainya, itu butuh keahlian karena saya punya cara untuk memajukan wilayah ini. Lobi yang benar adalah jangan pernah mengemis. Itu falsafah yang harus dilakukan. Ini salah satu pertemuan bergengsi di CTI Forum menurut Stacey Heigh ( orang US Aid ).

Gambar Anda dan keluarga tampil di mana-mana di pulau ini?
Itu untuk KB. Faktanya dua anak. Yang muncul foto saya itu urusan KB selebihnya itu baru terakhir-terakhir ini. Kalau di pameran sebelumnya tak perlu ada foto-foto bupati karena enggak ada yang mau beli.

Bagaimana dengan rencana pembentukan Provinsi Buton Raya?
Kalau saya itu netral, jadi semua di dunia ini netral. Tidak ada keberpihakan sedikit pun kecuali pemihakan pada kesejahteraan dan pembangunan. Jadi saya tak pernah marah kecuali marah. Artinya saya marah itu hanya karena menghilangkan kemarahan agar habis. Karena saya tak punya rasa dendam kepada siapa pun. Oleh karena itu berbicara soal Buton Raya saya enggak berkepentingan apa pun kecuali hal yang menyejahterakan rakyat.

Tak punya rencana mencalonkan jadi Gubernur Buton?
Bukan hanya gubernur, saya itu ingin jadi presiden (tertawa).

Anda banyak berbicara filosofis, buku-buku apa yang sering Anda baca?
Saya salah seorang penggemar Goldman dan Donald Trump. Kalau di pesawat mesti ada buku, terakhir saya baca How You Getting Rich. Prinsip saya, sehebat apa pun Anda, itu tidak akan pernah mengalahkan saya. Kecuali dalam hal matematika, karena saya tak tahu itu permulaannya (tertawa).

Setelah jadi bupati, apa yang berubah?
Setelah saya jadi Bupati hidup saya lebih bahagia karena saya nikmati apa yang saya temukan dalam hidup saya dan pekerjaan ini, teguran istri dan komplain anak saya nikmati. Contohnya tadi malam si kecil menelepon, dia masih SMP. Dia bilang “Apakah ayah lupa kalau besok saya ke Bali ?” Saya bilang “Saya tak lupa hanya perlu diingatkan.” Padahal saya lupa (tertawa ). Karena saya nikmati komunikasi jadi lancar.

Profil :

Nama : Ir. Hugua
Tempat/Tanggal Lahir : Tomia/ 31 Desember 1961
Pendidikan : S1 Agronomi Universitas Halouleho, Kendari
Karir : Bupati Wakatobi ( 2006-sekarang )
Konsultan Pemberdayaan Masyarakat ( 2002-2005 )
Aktivis LSM Sintesa
Istri : Ratna Hugua
Anak : Ayu Berliner Hugua
Deden Sidney Hugua
Aira Dublin Hugua
Penghargaan :

* Konservasi Lingkungan TNC WWF ( 2007 )
* Penghargaan Kabupaten dengan Pemberdayaan
* Masyarakat oleh Departemen Kelautan dan Perikanan
* Penghargaan Satya Lencana Pembangunan (2008)
* Penghargaan MDG’s dari UNDP ( 2009 )
* Penghargaan Destinasi Unik Departemen Pariwisata ( 2009 )
* Penghargaan Tata Ruang Berkelanjutan Dep.PU ( 2009 )
* Penghargaan Leadership Pencapaian MDG’s oleh MenKoKesra ( 2009 )
* Penghargaan Cipta Adi Negara Menpan ( 2009 )
FOTO-FOTO: KORAN JAKARTA/RUSDI MATHAR

REKTOR : LAUNCHING BUKU HUGUA DIKAMPUS BUKAN KAMPANYE

Kendari, 5/1 (ANTARA) - Rektor Universitas Haluoleo Sulawesi Tenggara (Sultra) Prof Usman Rianse mengatakan, kegiatan launching buku karya Bupati Wakatobi Hugua di lingkungan kampus bukan ajang kampanye politik.

"Saya berhati-hati memfasilitasi launchin buku Hugua di lingkungan kampus karena saat ini sedang berlangsung tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Wakatobi," katanya di Kendari, Rabu.

Rektor Usman menuturkan lanching buku oleh Hugua yang juga almuni Unhalu dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan kemampuan akademik sehingga di masa datang lahir alumni-alumni hebat.   
Mahasiswa Unhalu hari ini harus lebih hebat dari Hugua. Unhalu merindukan Hugua junior yang dapat mengangkat harkat dan martabat kampus di masa mendatang.

Hugua sekarang bukan lagi Hugua dulu, saat masih menjadi mahasiswa Unhalu. Hugua sudah menjadi Bupati Wakatobi. Dia hadir bukan untuk dicontoh sebagai bupati tetapi mengambil nilai dari seorang Hugua, katanya.

Penulis (Hugua, red) adalah Bupati Wakatobi yang saat ini kembali mendaftarkan diri sebagai calon bupati periode 2011-2016 berpasangan dengan Arhawi.

Hugua adalah ketua DPD PDIP Sultra sedangkan Arhawi adalah ketua DPD II Partai Amanat Nasional (PAN).

Setelah mendapat penjelasan dari pihak KPU Wakatobi bahwa tahapan Pilkada belum memasuki masa kampanye barulah direspon lanching buku dapat dilakukan di kampus Unhalu.

PAHAM SURGAISME AKAAN DIBUMIKAN DIWAKATOBI

Kendari, 7/1 (ANTARA) - Paham 'surgaisme' yang diperkenalkan Hugua, Bupati Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tengggara (Sultra), melalui buku "Surgaisme Landasan Tata Dunia Baru' akan segera dibumikan di Wakatobi.

"Ajaran penting yang dapat dipetik dalam buku surgaisme, adalah ajakan kepada semua umat untuk tidak melanggar hukum-hukum super yang diturunkan Allah di muka bumi," kata La Ode Kasman, Pengelola Surgaisme Center Kendari di Kendari, Jum'at.

Oleh karena paham mendorong orang untuk menebar kebijakan di muka bumi, maka pengelola Surgaisme Center akan berupaya membumikan paham tersebut di dalam tatanan masyarakat Wakatobi, bahkan masyarakat dunia.

"Karena pencetus paham itu putra Wakatobi sendiri, maka kami akan memulai kampanye menganut paham 'surgaisme' kita akan mulai di Wakatobi," kata Kasman yang didampingi pengelola Surgaisme Center lainnya, Muhammad Daulat.

Hugua sendiri sebagai penulis buku setebal 142 halaman itu, mengatakan, paham  'Surgaisme' sebagai cara pandang baru tentang alam semesta.

Paham tersebut, untuk melengkapi ideologi yang telah ada sebelumnya seperti kapitalisme dan sosialisme.

Menurut Hugua, Surgaisme adalah sebuah paham yang menggabungkan antara variabel kecerdasan material dan kecerdasan spiritual dalam rangka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan.

"Nilai spiritual-lah yang menjadi penentu nilai material, di mana kita memberikan yang terbaik kepada lingkungan," katanya.

Dalam ideologi Surgaisme jelas Hugua, Spritual Quotient (SQ) dibangun oleh tiga indikator dasar, yakni syukur (thanks to God), terima kasih pada sesama (thanks to people), terima kasih pada alam (thanks to nature) yang ketiganya saling berhubungan dan mengikat.

"Ajaran Surgaisme, menganjurkan kepada  setiap manusia untuk menata diri lebih dahulu sebelum menata sumber daya alam sehingga bumi dan isinya dapat dikelola demi untuk kebahagiaan umat manusia secara berkelanjutan," katanya.

Dalam pandangan Hugua, berbagai bencana alam yang terjadi di muka bumi saat ini, sebagai dampak dari konsep kapitalisme yang mengeruk sumber daya alam sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan besar, tanpa mengembalikan yang sesuai kepada alam.

"Sejatinya, setiap mengambil sesuai di alam, kita harus mengembalikan sesuatu pula. Sebab, hukum alam seperti itu, petani tidak mungkin mendapatkan padi, kalau tidak memberikan padi kepada alam," katanya.

Intinya, ujar Hugua, Surgaisme mengajar umat untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berimbang. Kalau mengambil satu pohon di hutan, maka harus menanam satu pohon pula, bila perlu lebih sehingga keseimbangan alam tetap terjaga.

YANG BERHAK MENILAI WAKATOBI SEBAGAI SURGA ATAU APAPUN ADALAH MASYARAKAT WAKATOBI, BUKN PEMIMPIN WAKATOBI....................
Kendari, 5/1 (ANTARA) - Pakar ekonomi Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Dr Amsir, SE MS, menyatakan, kaya dan miskin bukan ilusi tapi fakta dan realita yang ada di tengah masyarakat.

Guru besar Fakultas Ekonomi Unhalu tersebut mengemukakan pendapatnya itu menanggapi materi buku berjudul 'Kaya Miskin adalah Pilihan' karya Hugua, Bupati Wakatobi yang diluncurkan di Lantai IV Rektorat Unhalu Kendari, Rabu.

"Kenyataan di tengah masyarakat, memang ada penduduk miskin dan ada yang kaya. Itu fakta dan realita yang tidak bisa terbantahkan," katanya.

Bahwa kekayaan yang melimpah belum tentu membawa orang bahagia kata dia, memang betul. Demikian pula kemiskinan, belum tidak membuat orang yang mengalaminya tidak bahagia.

Jadi ujar Amsir, yang abrak sesungguhnya kebahagian itu sendiri dan orang bahagian tidak pakai syarat apa pun.

"Orang kaya atau miskin kalau mau bahagia, bahagia saja, tanpa harus diembel-embeli oleh suatu syarat seperti kepemilikan harta yang banyak atau tidak sama sekali," katanya.

Meski demikian, Amsir mengatakan materi buku Kaya dan Miskin adalah Pilihan, tidak perlu diperdebatkan, karena secara keseluruhan materi buku tersebut mengandung nilai motovasi atau dorongan untuk bangkit dari keterpurukan yang sangat tinggi.

"Setelah membaca buku ini secara keseluruhan, saya menemukan spirit untuk menjadi kaya sangat kuat dan buku ini perlu menjadi bacaan banyak orang," katanya.

Penulis buku tersebut, Hugua, berpendapat bahwa kaya dan miskin sebetulnya hanya perbedaan cara pandang terhadap kepemilikan materi.

Istilah miskin dan kaya, kata dia, hanya dibuat kaum kapitalis untuk merendahkan derajat, harkat dan martabat sesamanya dengan menjadikan kepemilikan materi sebagai tolok ukurnya.

Menurut Hugua, Tuhan tidak pernah menciptakan manusia kaya dan manusia miskin. Untuk menjadi kaya atau miskin, manusia sendiri yang memilih jalannya.

"Tuhan hanya menciptakan alam yang berkelimpahan materi dengan segala kemuhannya. Segala yang dibutuhkan manusia, sudah tersedia di alam, tergantung dari manusia itu sendiri bagaimana memanfaatkan potensi alam yang berkelimpahan dengan segala kemurahannya itu," katanya.

"Oleh karena kemurahan alam yang demikian itu, maka saya berpendapat bahwa miskin atau kaya itu, sesungguhnya adalah pilihan dan Tuhan menjamin itu dalam firmannya di Al-Qur'an yang artinya Tuhan tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, selain kaum itu sendiri yang mau mengubahnya," katanya

Tapi menurut saya berbeda,kemiskinan yang dialami oleh rakyat indonesia bukan Pilihan,tapi  lebih kepada pemiskinan,karna nasib seseorang tergantung pada usaha,mari kita tinjau dari usaha yang dilakukan oleh masyarakat sampai harus merntau ke negeri sebrang untuk mencari sesuap nasi,ketika seseorang harus berhenti sekolaah karna benturan biaya apakah lagi-lagi ini harus kita sebutt sebgai pilihan,jadi disini saya tekankan bahwa kemiskinan yang dialami rakyat indonesia bukanlah PILIHAN,TAPI SEBUAH SISTEM YANG MEMISKINKAN MEREKA.

PEMBANGUNAN GEDUNG SPI (sekolah perikanan internasiona) DIWAKATOBI TINGGAL TUNGGU SURVEY

Kendari, 12/1 (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H Nur Nur Alam mengatakan peletakkan batu pertama pembangunan gedung Sekolah Perikanan Internasional (SPI) Wakatobi Presiden, masih menunggu hasil survei yang dilakukan Kementerian Kelautaan dan Perikanan (KKP).

"Pada prinsipnya, Menteri Kelautaan dan Perikanan, Pak Fadel Mohammad menyetujui peletakkan batu pertama SPI Wakatobi dilakukan Presiden, namun mendahului rencana tersebut, Menteri Kelautan lebih dulu menurunkan tim survei di Wakatobi, melihat lokasi tanah yang disiapkan Pemerintah Wakatobi," katanya dari Jakarta, Rabu.

Menurut Gubernur Nur Alam, dana yang akan digunakan membangun gedung SPI tersebut seluruhnya bersumber dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui UNDP senilai Rp100 miliar.

"Dana Rp100 miliar dari UNDP itu saat ini sudah siap dicairkan," kata Nur Alam yang mengaku Selasa sore bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Mohammad, membicarakan masalah SPI di Wakatobi tersebut.

Gubernur Nur Alam mengatakan, selain mendirikan SPI, di Wakatobi Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan membentuk Balai Pengkajian Teknologi Perlindungan Laut (BPTPL), yang akan menjadi pusat penelitian dan pengkajian bagi para mahasiswa yang sekolah di SPI.

"PBTPL itu akan dilengkapi dengan laboratorium bawa laut super canggih di dunia yang juga didanai PBB melalui UNDP," katanya.

Terkait pendirian SPI dan pembentukan BPTPL kata Nur Alam, Pemerintah Provinsi Sultra dalam hal Pemerintah Kabupaten Wakatobi hanya diminta menyediakan lokasi yang akan ditempati kedua lembaga tersebut.

"Lahan untuk lokasi kedua lembaga itu, sudah disiapkan dan siap digunakan kapan saja," katanya.

Sebelumnya Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Wakatobi, Abdul Manan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Wakatobi menyiapkan lokasi seluas 30 hektar untuk lokasi SPI dan BPTPL di Liya Raya, Kecamatan Wang-wangi Selatan.

Menurut Abdul Manan, para mahasiswa yang akan kuliah di SPI tersebut berasal dari enam negara pesisir yang terletak di kawasan pusat segi tiga terumbu karang dunia (coral tri angle).

Keenam negara tersebut masing-masing Pilipina, Malaysia, Kepulauan Salamon, Papua Nugini, Timor Leste dan Indonesia sendiri.
 

APBD WAKATOBI 2011 DIBAHAS DI KENDARI

Kendari, 19/12 (ANTARA) - Seluruh anggota DPRD dan para kepala satuan kerja perangkat daeah (SKPD) ramai-ramai meninggalkan Wanci, Ibu Kota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menuju Kendari untuk membahas Rancangan APBD 2011 daerah itu di sebuah hotel.

"Hampir seluruh pejabat SKPD bersama anggota DPRD Wakatobi sudah berada di Kendari karena akan membahas APBD 2011 di salah satu hotel mulai Senin (20/12)," kata Kepala Kantor Penguhung Kabupaten Wakatobi, Jalal di Kendari, Minggu.

Menurut Jalal, Pemkab Wakatobi bersama DPRD memindahkan lokasi pembahasan APBD tersebut untuk mempercepat proses pembahasan.

"Oleh karena tujuannya mempercepat proses pembahasan APBD, maka setelah selesai dibahas di Kendari, langsung dikonsultasi kepada Pemerintah Provinsi Sultra," katanya.

Sebelumnya, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Wakatobi Abdul Manan mengungkapkan bahwa APBD Wakatobi 2011 direncanakan senilai Rp378 miliar atau naik sekitar 15 persen dari APBD tahun sebelumnya Rp328 miliar lebih.
Sekitar Rp120 miliar lebih dari dana APBD tersebut akan dialokasikan untuk membayar gaji pegawai, selebihnya untuk program peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat dan belanja barang.

Menurut Abdul Manan, tingginya alokasi dana untuk membayar gaji pegawai itu dikarenakan tahun 2011 nanti, Pemerintah Kabupaten Wakatobi harus membayar tunjangan sertifikasi guru sebesar gaji pokok masing-masing guru yang jumlahnya mencapai 2.000-an guru.

"Jadi beban ABPD untuk gaji pegawai meningkat tajam, terutama gaji guru yang harus dibayar meningkat dua kali lipat dari gaji pokok," katanya.

Sedangkan alokasi dana untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, kata Abdul Manan, akan menggunakan separuh dari sisa dana membayar gaji pegawai atau sekitar Rp130 miliar.

Sisanya sekitar Rp130 miliar akan difokuskan pada pembiayaan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, sarana kesehatan, pendidikan dan pariwisata.

"Sebagai daerah kabupaten yang baru berkembang, pembangunan infrastruktur dasar menjadi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama infrastruktur yang berkaitan langsung dengan perbaikan kesejahteraan rakyat," katanya.

Sedangkan pengembangan bidang perikanan terutama budidaya rumput laut dan budidaya ikan perairan, kata Andul Manan, akan mencari dana dari sumber-sumber lain, terutama dana perimbangan dari pemerintah pusat.

"Pembiayaan dari sumber lain untuk bidang perikanan, terutama budidaya rumput laut, tahun ini kita dapat dari Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal Rp500 juta," katanya. ***1***

Meningkatkan Minat Baca Warga Pesisir Wakatobi Perpustakaan Terapung Siap Jangka Kaledupa, Tomia dan Binongko

KM.Pustaka 3 di Kabupaten Bintan.(Istimewa)
WANGIWANGI,  - Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara kembali mendapat bantuan perpustakaan keliling berupa speedboat berkapasitas 2.500 eksemplar buku bacaan. Speed boat perpustakaan (perpustakaan terapung) itu, ditargetkan dapat menjangkau warga yang berdomisili di pesisir pantai di empat pulau di Wakatobi.

“Kita sangat berterima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI utamanya pemerintah pusat yang telah percaya kepada kami di Wakatobi untuk memberikan fasilitas ini. Kita sangat senang karena, kita di daerah tidak mengeluarkan dana sedikitpun," ungkap Kepala Kantor Perpusda PDEA Kabupaten Wakatobi, La Mego R, SE.

Lanjut La Mego, Kabupaten Wakatobi juga sebelumnya telah mendapat bantuan mobil perpustakaan untuk menjangkau pembaca di pelosok desa. Untuk Sulawasi Tenggara, hanya Kabupaten Wakatobi yang mendapat bantuan perpustakaan terapung.

Secara geografis, Kabupaten Wakatobi Merupakan pesisir dan kepulauan. Yakni Pulau Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Pulau Binongko (Wakatobi). Dalam prgram penjadwalan akan dilakukan secara periodeik dan termanajemen.

Untuk biaya operasional tahun 2011, pihaknya mengajukan sebesar Rp 200 juta. Namun terealisasi Rp 100 juta. "Tidak apa-apa, karena tahun ini kita masih ujicoba," katanya.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com

Semua Elemen Harus Dilibatkan Dalam Pembangunan

WAKATOBI,  Untuk mendorong terciptanya perencanaan secara maksimal pada suatu daerah otonom, selain harus terbangun komitmen politik antara DPRD dan bupati yang dituangkan dalam kebijakan resmi, harus ada langkah-langkah konkret yang mampu menggiring perencanaan itu secara berkualitas.

"Misalnya perencanaan dan penganggaran harus dilakukan dalam satu
siklus," terang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian, Penanaman Modal dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Wakatobi, Ir Abdul Manan MSc.

Praktek pelaksanaan perencanaan partisipatif diyakini dapat menjawab persoalan-persoalan pembangunan yang cenderung tidak berpihak pada kepentingan masyarakat. Namun untuk menunjang praktek itu, harus terbangun komitmen politik antara DPRD dan kepala daerah atau bupati yang dikuatkan dalam bentuk kebijakan resmi.

Perencanaan partisipatif menurut Abdul Manan, adalah perencanaan yang melibatkan secara menyeluruh pihak-pihak yang berperan dalam perencanaan itu. Para pihak itu yakni, masyarakat, DPRD dan SKPD, sehingga tidak ada lagi ruang untuk tidak terakomodirnya kebutuhan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun pembangunan kualitas sumber daya manusia.

Dalam merumuskan rencana pembangunan, harus dilakukan dalam
satu pintu alias tidak ada yang memiliki persepsi dan tindakan yang
berbeda. “Proporsi pembagian hal-hal yang direncanakan akan terdanai pembangunannya, dilakukan di awal perencanaan,” jelas mantan kepala pusat penelitian dan lingkungan hidup, Universitas Haluoleo ini.

Hal penting lanjut dia, partisipasi warga harus dilembagakan dalam perencanaan dan penganggaran. Selama ini, warga banyak mengklaim tidak terlibat dalam pembangunan karena partisipasi mereka masih minim terlembagakan.(rin)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com -

DPRD Wakatobi Berang, Banyak PNS Berpolitik

WANGIWANGI,  - Tensi politik menghadapi Pemilukada Wakatobi 27 Maret 2011 sudah mulai tinggi. Para balon bupati dan para tim mulai bergentayangan. Di balik itu, ditengarai ada aktivitas para oknum PNS dan terdeteksi menggalang dukungan secara terang-terangan.

Hal itu memantik kecaman sejumlah anggota DPRD Kabupaten Wakatobi. Makanya dalam waktu dekat, legislatif akan memanggil oknum PNS yang tergolong pejabat teras SKPD untuk dihearing (dimintai keterangannya, red).

"Apabila terbukti, akan direkomendasikan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) untuk diberikan peringatan sekaligus sanksi," jelas Anggota DPRD Wakatobi, Subardin Bau, La Moane Sabara dan Sutomo Hadi, Senin (17/1)

Seluruh jajaran PNS lingkup Pemkab Wakatobi dari unsur pimpinan hingga unsur terendah untuk bekerja profesional dengan tidak meninggalkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) PNS sesuai amanah undang-undang. "Jangan melibatkan dan menjurumuskan diri dalam lingkaran politik praktis pada momen Pemilukada Wakatobi ini, “terang juru bicara DPRD Subardin Bau.

DPRD Wakatobi telah mendapat banyak pengaduan seputar PNS terlibat politik praktis. Bahkan ada yang melakukan secara terstruktur kepada bawahan untuk mendukung calon tertentu.

Sutomo Hadi menimpali, pihaknya menemukan aduan adanya penekanan kepada para honorer untuk mendukung salah satu pasangan. Selain itu, ada upaya mobilisasi penerbitan SK honorer untuk didata dengan maksud agar mendapat dukungan.

Sementara, La Moane Sabara menegaskan akan menindaklanjuti setiap dugaan penyelewengan oknum PNS. "Kami akan panggil mereka untuk dimintai keterangan. Kalau mau berpolitik, tanggalkan label PNS lalu masuk partai," katanya lagi.

DPRD Wakatobi telah mengantongi sejumlah nama oknum PNS yang terlibat penggalangan suara untuk mendukung calon bupati tertentu.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com

PDIP Menghindar Dari Pencitraan Buruk Tekankan Kader Untuk Berpolitik Santun

WAKATOBI, - Ketua DPC PDIP Wakatobi Ingatkan Kader PDIP untuk berpolitik santun. Bagi kader yang ditemukan melakukan hal-hal yang merugika partai, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai tuntutan konstitusi partai.

Dia juga menekankan untuk menghindarkan diri dari potensi pencitraan buruk terhadap lawan politik dengan maksud untuk mendapatkan simpati. "Saya tegaskan agar tidak dilakukan," katanya tegas.

PDIP di Kabupaten Wakatobi meraih suara terbanyak pada Pilcaleg lalu dan menempatkan posisi sebagai anggota DPRD terbanyak. Namun aktivitas politik harus tetap berkorelasi dengan kondisi antropologis masyarakatnya yang berbudaya dan bermartabat.

Politik santun menurut Muh Ali, bertujuan untuk menjaga kedamaian daerah. Alasan ini sangat masuk akal, karena konstalasi persaingan politik di Kabupaten Wakatobi jelang pemilukada semakin sengit. "Jadi sangat disayangkan jika ada saling hujat," katanya.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com

Warga Binongko Diwajibkan Tanggulangi Kerusakan Pipa PDAM

Dirut PDAM Wakatobi, H Mane ST
WAKATOBI,Perbaikan pipa induk milik PDAM Wakatobi dibebankan pada masyarakat. Biayanya pun mencapai ratusan ribu rupiah.

Husni seorang Tokoh Masyarakat Kelurahan Taipabu, Kecamatan Binongko, Kabupaten Wakatobi, merasa sangat terbebani. Menurutnya, biaya perbaikan jaringan pipa induk seharusnya ditanggung PDAM sesuai yang tertera dalam surat kontrak antara pelanggan dengan pihak PDAM saat mengajukan menjadi pelanggan.

“Pelanggan diwajibkan untuk dikenakan beban saat terjadi kerusakan dari pipa dekat meteran ke dalam rumah pelanggan,” urai Husni.

Dirut PDAM Wakatobi, H Mane ST, saat dihubungi ((16/1) mengatakan, pihaknya belum pernah mendapatkan laporan terkait kasuistik seperti yang terjadi di Taipabu. Mengenai biaya perbaikan pipa induk yang melewati depan rumah pelanggan, Dirut PDAM menegaskan itu ditanggung perusahaan.

“Nanti saya kroscek dulu ke kantor PDAM unit Binongko tentang kebenaran keluhan masyarakat itu. Karena, biaya perbaikan jaringan pipa induk yang dibebankan kepada masyarakat tersebut, saya selaku pimpinan tidak tahu menahu,” pungkas H Mane. (rin)
Sumber baubaupos.com -

Gudang Kayu Terbakar, Kerugian Rp 725 Juta

WANGIWANGI, Gudang milik Haerudin warga Mandati berisi kurang lebih 40 kubik kayu balok ludes terbakar, Minggu (16/1) dini hari di. Api juga menjalar dan membakar warung.

Kapolres Wakatobi, AKBP Pitra Andreas Ratulangi SIk MM, menjelaskan berdasarkan hasil olah TKP, diduga api berasal dari puntung rokok pengunjung kaffe. Kerugian ditaksir mencapai Rp 725 juta.

"Puntung rokok mulai membakar pukul 01.00 Wita dan mulai menjalar kedugadang. Api membesar pukul 05.00 Wita," ungkap kapolres.

Upaya pemadaman dilakukan warga dan mobil pmadam kebakaran. Pukul 06.00 Wita api bisa dipadamkan.(tom)
Sumber baubaupos.com -

Rute Wakatobi-Baubau Status Waspada Gelombang Sangat Ganas

WANGIWANGI, Warga yang ingin melakukan perjalanan kapal menuju Baubau atau ke Wakatobi, sebaiknya berhati-hati. Sebab di musim barat ini, gelombang laut sangat tinggi.

Bahkan pihak syahbandar menetapkan perairan rute Wakatobi-Baubau berstatus waspada. Para pengguna dan penyedia jasa pelayaran harus melihat kondisi cuaca demi keamanan penumpang dan kapal. Bila cuaca buruk maka pelayaran harus ditunda.

Pelaksana Kepala Syahbandar Baubau, Triono, SPI, MM saat dikonfirmasi Minggu (16/1) membenarkan adanya kapal yang terpaksa harus kembali lagi ke Baubau, setelah beberapa saat bertolak menuju Wakatobi. Kapal penumpang itu adalah KM.Mirama, pelayarannya terpaksa tertunda, karena cuaca laut yang membahayakan keselamatan penumpang dan kapal.

Pantauan di lapangan selalu dilakukan, Lanjut Triono. Termasuk memastikan pada nahkoda, apakah sanggup melakukan pelayaran atau tidak dengan kondisi cuaca yang ada. Jika nahkoda tetap siap, maka sisi lain yang dilihat adalah jenis kapalnya, apakah secara teknis siap berlayar atau tidak.

“Kalau cuaca tidak memungkinkan, maka pelayaran harus ditunda. Biasanya kapal-kapal penumpang bermohon untuk melakukan pelayaran sore hari dan berlayar malamnya, sementara cuaca tidak bersahabat di sore dan malam hari. Kalau sudah seperti itu, pelayaran ditunda untuk dilanjutkan subuh dan pagi hari, karena di waktu itulah pelayaran aman dilakukan dan cuaca laut sudah teduh,” terangya.

Jika kapal sudah terlanjur berlayar dan mendapatkan cuaca buruk dengan ombak keras di tengah pelayaran, agar secepatnya mencari tempat aman untuk bersandar.

Pihakaya kerap menghimbau agar para nahkoda agar persiapan kapal seperti radio, neotis teknis dan alat-alat keselamatan lainnya, termasuk kapasitas penumpang, selalu dikontrol. Jika tidak sesuai, pelayaran ditunda. Cuaca buruk seperti ini biasanya berakhir sampai bulan Maret dan terkadang sampai April. "Jadi semua yang berkepentingan dengan pelayaran harus waspada, demi keselamatan," tambah Triono.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com

Korban Kebakaran Pasar Mandati Tak Dapat Jatah Pasar

WANGIWANGI,  - Pedagang kaki lima dan pedagang yang menjadi korban kebakaran beberapa tahun lalu, tidak mendapat lots pasar untuk berjualan di Pasar Mandati, Kabupaten Wakatobi. Ironisnya, semua lots pada pasar yang baru direhabilitasi itu, sudah terisi.

Para pedagang pun mendatangi DPRD Baubau dan mendesak dimediasi untuk bertemu dengan pihak pemerintah. "Informasi yang diperoleh dari Dinas Perindakop dan UKM Wakatobi selaku instansi terkait, memang para pedagang korban kebakaran tidak mendapatkan jatah lots di Pasar Sentral Mandati," jelas anggota DPRD Wakatobi, La Moane Sabara.

“Kami harap kepada pemerintah daerah, dapat memfasilitasi dan memikirkan persoalan ini, agar bisa diselesaikan. Bagaimana masyarakat bisa meningkatkan kesejahteraan ekonominya jika aktivitas ekonomi mereka tidak didukung
dengan sarana seperti yang mereka inginkan,” tambahnya.

Kata dia, dari belasan lots yang ada sudah tidak ada ruang lagi untuk para pedagang korban kebakaran. Begitu juga dengan sisa empat los, karena sudah terisi semua. Anehnya, lanjut La Moane Sabara, para pedagang korban kebakaran tidak ada yang terakomodir di pasar tersebut.

"Memang, kalau dilihat dari segi pemanfaat sudah seharusnya pemerintah membangun pasar yang representaif, tidak seperti Pasar Mandati yang direhabilitasi saat ini," ujarnya.(tom)
Sumber baubaupos.com

Esha Target Menangkan Pemilukada Wakatobi

WANGIWANGI, - Tim pemeng Ediarto-Hasimin (Esha), target menangkan Pemilukada satu putaran. Esha menargetkan meraih 80 persen suara di Wangiwangi Selatan (Wangsel) dan 60 persen suara di Wakatobi II (Kaledupa, Tomia, dan Binongko).

Sekretaris Tim Pemenang Esha, Subardin Bau bersama tim pemenang lainnya, La Moane Sabara dan Sutomo Hadi, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai strategi dengan menyebar 100 tim pemenang. "Tim tersebut dinamakan tim 100".

“Target ini saya kira sangat jelas karena pasangan Esha ini adalah, pasangan yang semua berasal dari Pulau Wangi-Wangi. Ediarto mewakili Mandati, sedangkan Hasimin mewakili Wanci. Di sisi lain setiap kali kita lakukan sosialisasi, kami melihat antusias warga untuk mendukung cukup banyak,” ujarnya. "Khusus untuk Wangiwangi dan Wangsel kalau tidak salah jumlah wajib pilihnya sekitar 37 ribuan. Sementara di Wakatobi II, wajib pilihnya sekitar 20 ribu lebih," tambahnya.

Subardin Bau membeberkan sudah mengukuhkan beberapa tim 100 di sejumlah desa. Dia menyebut 200-san warga Kapota yang mendatangi sekretariat dan menyatakan dukungannya. Di Mola Raya pihaknya telah mendata 700 orang yang siap mendukung Esha, demikian juga dukungan dari Binongko, Togobinongko, dan sejumlah desa lainnya di Wakatobi.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman
Sumber baubaupos.com

Pemuda Australia Jelajahi Wakatobi

WANGIWANGI, baubaupos.com - Sejak tanggal 30 Desember 2010 lalu, sejumlah pemuda dari Australia dan pemuda dari daerah lain di Indonesia tinggal di Wakatobi. Mereka tergabung dalam program pertukaran pemuda Indonesia-Australia AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program) atau yang dikenal dengan nama PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara) tahun 2010.

Progam AIYEP dilaksanakan sejak 1982. Sejak pertama kali diluncurkan,
lebih dari 870 pemuda-pemudi Australia dan Indonesia telah mengikuti
program ini. Bupati Wakatobi, Ir Hugua, adalah salah satu alumni program AIYEP pada 1986-1987.

Mereka (peserta pertukaran pemuda) terdiri dari 18 Pemuda Indonesia dari sejumlah provinsi di Indonesia dan 17 orang pemuda asal Australia. Selama di Wakatobi pemuda tersebut tinggal pada orang tua angkat mereka di wilayah Waelumu dan Patuno Kecamatan Wangi-Wangi.

Dalam kegiatan mereka membantu proyek pengembangan masyarakat, berupa kampanye kesehatan, pendidikan dan kebersihana lingkungan dari sampah plastik. Mereka juga menyempatkan diri menjelajahi wilayah Wakatobi mulai dari Wangi-Wangi hingga pulau Binongko. Disetiap pulau peserta kegiatan ini menyempatkan diri untuk berkunjung disekolah-sekolah untuk tukar menukar informasi dengan Wiswa-siswi di sekolah se Wakatobi.

Peserta kegiatan ini mengaku senang berkesempatan mengunjungi Wakatobi, sebagimana yang diungkapkan oleh salah seorang peserta dari Australia yang menyebutkan namanya Gema. Pemudi asal Australia ini mengaku tidak pernah memimpikan sebelumnya jika akan berkesempatan
menginjakan kaki di Wakatobi, daerah wisata bahari yang masih asri dan begitu indah dinikmati.

Pantauan wartawan koran ini, setiap hari peserta pertukaran pemuda ini melakukan kegiatan. Mereka tampak senang beraktivitas dan berbaur dengan masyarakat setempat. Dan bagi masyarakat kehadiran mereka tidak lagi asing, karena setiap hari melakukan aktivitas dan berbaur serta dari sisi makanan mereka juga menyukai makanan atau masakan buatan asli Wakatobi.

Setiap waktu selang usai mengerjakan tugas pokok, mereka sering kali bermain dan bersenang-senang untuk menikmati suasana laut dan suasana pantai sekitar Patuno-Matahora. Tidak itu saja, mereka bahkan sering melakukan snorkeling dan menjaring ikan bersama warga setempat. Apa lagi disepanjang bibir pantai, masih sangat asli karena belum terkelolah dengan baik.(tom)

Editor: Yuhandri Hardiman